Mohon tunggu...
Joko Ade Nursiyono
Joko Ade Nursiyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis 34 Buku

Tetap Kosongkan Isi Gelas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasib Daerah Perbatasan Akibat Kelangkaan BBM

28 Agustus 2014   02:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:20 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembatasan BBM bersubsidi yang dilakukan oleh Pertamina bersama pemerintah memang menjadi sorotan utama media saat ini. Langkah tersebut menyebabkan kelangkaan terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Jangankan di daerah yang metro, di daerah perbatasan Indonesia juga patut menjadi topik bagi masyarakat untuk berpikir dan mengerti mengenai masalah BBM bersubsidi.

Di daerah Sendawar sana, pasokan BBM terutama premium juga tersendat-sendat. Meskipun pemerintah baru-baru ini telah menstabilisasi pasokan BBM, tetapi di Sendawar masih terkendala oleh jumlah SPBU yang masih kurang dan kelancaran distribusi sehingga antrean panjang setiap saat terjadi disana.

Kemudian di daerah Atamboa, daerah perbatasan Indonesia dan Timor Leste juga terkendala masalah jumlah SPBU. Menurut pemberitaan Radio Republik Indonesia (RRI), di Atamboa telah terjadi kelangkaan jauh sebelum pemerintah memangkas pasokan BBM bersubsidi. Dalam kondisi tersebut, banyak masyarakat yang antre dari pagi hari hanya untuk mendapatkan sebotol bensin eceran yang ukurannya pun tidak sampai satu liter. Harga bensin Pertamina secara umum memang hampir sama di berbagai daerah termasuk di Atamboa, namun, untuk harga bensin eceran biasanya dijual dengan harga Rp. 10.000,- atau bisa lebih maksimal seharga Rp. 15.000,-. Di Atamboa sendiri, juga terdapat penyelendupan BBM yang dilakukan oleh oknum masyarakat dengan motif modifikasi kendaraan ke area negara Timor Leste. Hal tersebut terpaksa dilakukan oleh warga lantaran kebutuhan mereka kian banyak dan harga jual bensin eceran pun sangat menjanjikan hingga mencapai Rp. 25.000,- per botol (ukurannya tidak sampai satu liter).

Dan terakhir di daerah Nunukan, yakni perbatasan Indonesia dan Malaysia. Kondisi pendistribusian BBM bersubsidi daerah Nunukan juga hampir sama dengan kondisi Atamboa mengingat jumlah SPBU di daerah Nunukan belum ada sehingga kebanyakan masyarakat membeli BBM dari agen dan itu pun dengan harga jual yang lumayan tinggi hingga mencapai Rp. 10.000,- per botolnya (ukurannya tidak sampai 1 liter).

Oleh karena itu, BBM langka itu tidak dirasakan oleh masyarakat kota saja, tetapi masyarakat perbatasan juga ikut merasakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun