[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Pantai Galela, Halut Dok.Pri"][/caption]
Sungguh merupakan perjalanan yang indah. Hari itu, tepat pada hari selasa di bulan November awal. Keberangkatanku ke sebuah daerah yang akan menjadi tempat pengabdianku kepada negara ini dimulai. Sebuah pesawat yang bernama Garuda telah menungguku di bandara, sungguh membuat hati sempat deg - deg ser sebab seumur - umur baru kali ini naik pesawat, hehe maklum saja memang asli orang ndeso. Jadwal pemberangkatannya memang pada pukul 1 lewat 40 menit atau jatuh di hari Selasa paginya sehingga merelakan diri ini berangkat ke bandara lebih awal pada hari Senin selepas kerja.
Ada hidup, ada nasib. Ada hidup, ada risiko. Ya, memang hidup itu penuh dengan risiko. Sama halnya ketika naik pesawat, penuh dengan risiko. Telepon orang tua "Mak, anakmu ini sekarang naik pesawat," itu saja membuat senang, meski hati ini tetap saja rada takut.
Setelah sekitar 4 jam-an, Garuda berhasil menurunkanku di sebuah bandara di Ternate, Maluku Utara. Sungguh lega rasanya, setelah lama di pesawat dengan goyangan ke kanan dan ke kirinya akibat menembus awan, kini yang tersisa adalah rasa senang dan bahagia, bersyukur kepada Yang Maha Kuasa. Setelah terlelap semalam di sebuah persinggahan, di pagi hari disambut senyum mentari yang berseri di balik kaca.
[caption id="attachment_377680" align="aligncenter" width="449" caption="Dok.Pri"]
Perjalanan masih belum berakhir, kini tibalah saatnya menuju sebuah pelabuhan Ternate yang sungguh menawan. Barang bawaan yang terasa berat pun terasa ringan karena hati yang terhibur oleh panorama Maluku Utara yang masih sangat hijau, asri, nan berseri. Sebuah speedboat atau yang biasa dikenal orang kapal cepat segera memelukku dan mengangkutku ke pulau seberang, Halmahera Utara namanya. Sebuah kabupaten hasil pemekaran di provinsi Maluku Utara sekitar tahun 2003 yang ber-ibukota di Tobelo.
[caption id="attachment_377681" align="aligncenter" width="432" caption="Pelabuhan Ternate, Menuju Halut, Dok.Pri"]
[caption id="attachment_377682" align="aligncenter" width="450" caption="Pelabuhan, Dok.Pri"]
[caption id="attachment_377683" align="aligncenter" width="449" caption="Laut Ternate yang Menawan, Dok.Pri"]
Profil Halmahera Utara sangat mengagumkan. Tidak hanya dari segi bahasa yang menggunakan partikel akhiran setiap perkataan menggunakan "kong," dari segi perekonomian sendiri Halmahera Utara (Halut) merupakan kabupaten yang menduduki pertumbuhan ekonomi tercepat nomor 2 setelah Ternate, keren kan? Selain itu, uniknya Halut juga diperlihatkan oleh tingginya biaya makan daripada barang non-makanan. Harga barang makanan di Halut mahal entah kenapa sampai demikian, ini fenomena riil dan unik menurutku dan sangat patut dikaji secara mendalam sebab rasio harga barang makanan dan non-makanan relatif kurang wajar. Apa karena makanan itu termasuk barang inelastis atau apa, yang jelas harus mengirit ekstra untuk makan di Halut. Tetapi, semua itu terlupakan dan terbayar dengan kualitas dan variasi kuliner yang ada serta hiasan panorama yang eksklusif asli Indonesia, misalnya ketika singgah di salah satu pantai di Tobelo daerah Galela kemarin, sungguh tak terlupakan deh bagi siapa pun yang ingin ke sana.
[caption id="attachment_377685" align="aligncenter" width="450" caption="Pelangi di Halut, Dok.Pri"]
Semoga perjalanan kali ini menjadi awal yang baik ke depannya, dan bagi Anda yang ingin berkunjung ke Halut, di sana Anda akan menemukan beragam fasilitas, baik berupa kuliner, akomodasi, disertai oleh pemandangan alam yang molek di sepanjang perjalanan Anda.
Visit Indonesia, visit Halmahera Utara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H