Implikasi perilaku hedonis pada pembentukan kehidupan masyarakat yang etis yakni seorang yang berperilaku konsumtif merasa tidak cukup dengan apa yang sudah dimilikinya. Hal ini mendorong masyarakat berusaha memenuhi standar kebutuhan yang lebih tinggi dari kebutuhan fungsional. Hal ini membuat individu sibuk mementingkan kepentingan pribadi dan tidak memikirkan kepentingan orang lain. Dampak lainnya, individu akan memenuhi kebutuhannya dengan segala cara, termasuk dengan melakukan tindakan kriminal seperti pencurian, korupsi, dan lain-lain.
Gaya hidup merupakan pendorong dasar yang mempengaruhi kebutuhan dan sikap individu, juga mempengaruhi aktivitas pembelian dan penggunaan produk. Karakteristik perilaku konsumtif dari kelas sosial menengah yaitu cenderung membeli barang untuk menunjukkan kekayaannya, membeli barang dengan jumlah yang banyak dan kualitasnya yang baik.
Pandemi secara tidak langsung mempengaruhi perilaku masyarakat menjadi lebih hedonis atau konsumtif. Budaya hedonisme akan sangat berbahaya bagi masyarakat yang pendapatannya berkurang akibat kebijakan PPKM. Akhirnya untuk menyalurkan hasrat hedonisme terhadap barang-barang di e-commerce dengan cara berhutang atau kredit.
Bahkan, mungkin Bantuan Langsung Tunai (BLT) dalam berbagai bentuk yang diberikan pemerintah lebih banyak digunakan untuk membelanjakan barang-barang bukan kebutuhan pokok. Tergiur dengan model promosi atau iklan yang ditawarkan e-commerce untuk konsisten membentuk budaya hedonisme masyarakat di masa pandemi.