Mohon tunggu...
Joko Yuliyanto
Joko Yuliyanto Mohon Tunggu... Jurnalis - pendiri komunitas Seniman NU
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis opini di lebih dari 100 media berkurasi. Sapa saya di Instagram: @Joko_Yuliyanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Islam, Katanya

10 Agustus 2019   10:57 Diperbarui: 10 Agustus 2019   11:18 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah kemarin kalian bilang ingin bersatu? Tapi kenapa sesama kami, kalian adu? Ah, palingan aku lagi yang akan dituduh. Memecah belah, munafik lah, liberal lah, serba salah! Dulu, Indonesia ada Muhammadiyah dan NU. Kalian bikin kelompok baru dengan ikrar umat harus bersatu. Kalian tidak tahu atau sengaja ingin menipu?

Kalian gembar-gemborkan meniru kanjeng nabi. Sedangkan tiap ada perbedaan kalian gemar mencaci maki. Memaksa yang lain menyamakan persepsi. Kalian yang egois ingin menang sendiri. Nabi mengajarkan toleransi. Aku berusaha mengikuti. Kalian malah tuduh aku ingkar janji.

Kita cinta Islam kan? Ingin bersatu kan? Ingin damai kan?

Berapa kali kalian tuduh aku anti Islam. Sedang aku sedari kecil diajari halal haram, menghormati sesama dan semesta alam. Kemudian kalian sangka aku dajjal, suka membual. Sedangkan kalian sendiri merasa sebagai sumber amal. Saling bebal.

Aku berkampanye indahnya perbedaan, kalian malah tuduh aku pencitraan. Saat kiai-ku berpesan, kalian cemooh seperti setan. Islam itu diajarkan menghargai, menghormati, mengasihi. Kita Islam kan?

Saat aku mengagumi gagasan Islam Nusantara. Ajaran yang diajarkan para alim ulama. Lagi-lagi kalian hina. Seolah ketidaksukaan harus dibalas dengan cacian dan maikan. 

Nabi mana yang kita tiru? Tuhan mana yang setuju begitu? Ah.... Untung aku sempat belajar tarekat. Jadi kalau ada yang menghujat. Memang itu sarana menguji manusia untuk tetap taat.

Kita cinta Islam kan? Ingin bersatu kan? Ingin damai kan?

Kukira semua sepakat yang demikian. Anti pertikaian dan peperangan. Menerima setiap perbedaan. Karena kita sama-sama mencintai Tuhan. Menyuruh manusia menjadi penjaga semesta. 

Meski Iblis murka karena manusia hanya bisa merusaknya. "Tidak, tidak Tuhan, kami akan bertanggungjawab menciptakan kedamaian di semesta raya".

Istikamah di jalan lurus itu susah. Kadang sedikit lelah. Daripada di media kita marah-marah, mendingan kita belajar untuk saling merasa diri salah. Jika dirasa cukup mendengar ceramah. Siaplah melangkah. Aku yakin kita sama-sama bercita-cita tentang Islam yang indah. Jika ada berbeda sudut pandang mari kita bermusyawarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun