"Bucin" merupakan kependekan dari budak cinta. Gelar "Bucin" seringkali disematkan pada seseorang sebagai pasangan yang rela melakukan apapun untuk kebahagiaan orang yang dicintainya. Lebih dari itu, para "Bucin" bahkan rela berkorban segalanya, bahkan perasaannya demi keperluan dan kebahagian seseorang yang dicintainya tersebut.
Sering kali, perilaku para "Bucin" tersebut digambarkan dalam sebuah lagu. Ada banyak sekali lagu-lagu "Bucin" yang hits di dunia musik tanah air, diantaranya: Manusia Bodoh -- Ada Band, Jadikan Aku yang Kedua -- Astrid, Asal Kau Bahagia -- Armada, Dibalas dengan Dusta -- Audy Item, Sebuah Rasa - Agnez Mo, Cinta Terbaik - Cassandra, Cinta Terlarang - The Virgin dan masih banyak lagi lagu yang lain.
Jika di blantika musik tanah air telah bertebaran dengan begitu banyak lagu-lagu "Bucin", apakah di dalam lagu-lagu Campursari dan Gendhing Jawa juga ada lagu/gendhing "Bucin"? Jawabannya, ADA. Bahkan Gendhing Jawa "Bucin" tersebut tidak kalah "Bucin" dari lagu-lagu "Bucin".
Salah satu Gendhing Jawa yang bernuansa lagu "Bucin" adalah gendhing "Sambung Wanci Dalu" karya Ki Sukron Suwondo. Ki Sukron Suwondo adalah dalang senior yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. Beliau ayah dari dua dalang muda berbakat yaitu Ki Cahyo Kuntadi dan Ki Anom Dwijo Kangko.
Bagi mereka yang pernah mendengar ataupun melihat video dari gendhing "Sambung Wanci Dalu", dan merasa ke-"Bucin"-an gendhing tersebut masih kurang terasa karena menggunakan Bahasa Jawa, coba resapi lebih jauh lagi melalui terjemahan Bahasa Indonesianya.
(Terhubung Di Waktu Malam)
BAWA *) (Syair Pembuka tanpa iringan musik, yang berisi ungkapan hati dari sang pria):
Senadyan ta tangkep bumi langit
(Meskipun tertangkup bumi langit)
Prasetyanku tan ginggang sak rekma