Pemuda Desa Ini Membuat Program Pemberdayaan Petani Rakyat dengan Pompa Listrik Irigasi Sawah, Panen Sawah Tadah Hujan Bertambah Signifikan
Petani merupakan sebuah profesi yang sangat berjasa untuk ketahanan pangan disebuah negara. Hasil pertanian biasanya berasal dari pedesaan yang masih terdapat lahan pertanian untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai daerah ataupun perkotaan.
Salah satu tanaman yang menjadi andalan utama bagai petani dan menjadi komoditas pertanian yang selalu dibutuhkan pasar adalah padi. Selain untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok sehari-hari petani, padi atau jika sudah digiling menjadi beras dapat dijual dengan harga yang lumayan tinggi.
Joko Supriyanto, mahasiswa magister keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan pemuda desa Bendo yang setiap hari bersinggungan langsung dengan petani.
Kedekatan dengan petani memberikannya sebuah ide untuk dapat melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi petani. Desa Bendo mempunyai potensi pertanian padi sistem tadah hujan, keberhasilan panen sangat dipengaruhi intensitas hujan dan kepemilikan sumur bor sebagai sumber air ketika musim kemarau.
Hal tersebut jika dilihat dari sudut pandang sikap optimisme merupakan potensi untuk peningkatan produktifitas pertanian. Salah satu caranya adalah dengan dengan pendekatan teknologi melalui pemanfaatan pompa tenaga listrik yang lebih murah, ramah lingkungan, efektif dan efisien.
“Sebagai upaya mengembangkan potensi pertanian padi, saya bersama beberapa tokoh masyarakat berdiskusi mencari cara supaya produktifitas panen padi dapat meningkat, hasil diskusi dapat disimpulkan salah satu cara yang efektif adalah pengairan dengan Pompa Listrik Sumur Bor ketika musim kemarau” papar Joko S.
Inisiatif pengairan sawah dengan pompa listrik tersebut bersambut dengan keikutsertaan dua donatur yang menyetujui progam. Beberapa tahun program telah berjalan memberikan dampak positif bagi petani desa.
“Efek positif yang paling dirasakan adalah petani desa dapat menanam padi tiga kali setahun yang semula hanya bisa dua kali setahun atau jumlah panen padi meningkat 30%. Sebagian petani menanam palawija saat musim kemarau juga terbantu dengan memanfaatkan pengairan dari pompa listrik” ungkap Joko S.
Ia menambahkan, semenjak terdapat pompa listrik petani yang areanya dapat dijangkau pompa listrik sangat terbantu untuk kebutuhan pengairan sawah terutama saat menanam pada musim kemarau. Hal tersebut sesuai dengan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah bagian kehidupan bermasyarakat yang menyatakan Islam mengajarkan agar setiap muslim menjalin persaudaraan dan kebaikan dengan sasama seperti dengan tetangga maupun anggota masyarakat lainnya.