Ewuh grubyukan merupakan tradisi masyarakat Wonogiri, Wonogiri merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang letaknya paling ujung. Mungkin banyak dari kita lebih mengenal atau terkenal dengan mie ayam dan baksonya, tentu itu benar sekali mie ayam Wonogiri memang sudah terkenal sampai pelosok negeri ini, tak heran ketika kita menyebut Wonogiri pasti yang ada dalam benak kita mie ayam. Ternyata selain khas kuliner mie ayam ada salah satu yang khas mengenai tradisi dan budaya yaitu ewuh grubyukan.
Ewuh dapat di artikan acara sedangkan grubyukan berarti rombongan, rombongan dalam hal ini biasanya ketika ada hajatan atau mantu pihak laki-laki akan membawa grubyukan atau rombongan yang jumlahnya bisa ratusan orang, grubyukan tersebut di langsungkan pada siang hari setelah malamnya ada acara akad nikah dan resepsi.
Ewuh grubyukan tidak hanya untuk bapak-bapak namun juga ibu-ibu, biasanya mereka mengumpulkan amplop yang berisi uang yang nantinya di kumpulkan menjadi satu, nanti amplop tersebut di bawa keluarga dan para rombongan sebagai urun serakah ini di maksudkan untuk mengganti kebutuhan dapur.
Ewuh grubyukan sudah melekat dan menjadi tradisi turun temurun,selain itu sebagai tali silaturahim antara saudara tetangga dan kerabat, tentu tradisi ini memiliki tujuan yang baik bagi kedua mempelai, tujuannya baik untuk rasa tolong menolong, kebersamaan, serta perjuangan suami istri yang sudah berumah tangga agar tetap bersama dalam keadaan apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H