Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Bagi Generasi Z Menunda Memiliki Rumah Itu Baik

9 Mei 2024   08:21 Diperbarui: 10 Mei 2024   12:41 624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Suasana malam di tengah kota. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Generasi Z Indonesia menghadapi kenyataan yang mengkhawatirkan, yaitu harga properti yang melonjak tinggi, menghalangi impian memiliki rumah sendiri. 

Meskipun daya tarik untuk memiliki setapak rumah sangat kuat, namun lanskap ekonomi terkini ditambah dengan disrupsi teknologi, menuntut kehati-hatian dalam mengalokasikan uang. 

Generasi ini mau tidak mau harus belajar dari krisis perumahan yang telah melumpuhkan ekonomi di berbagai negara sehingga kondisi finansial yang sehat dapat dipertimbangkan.

Krisis perumahan AS tahun 2008 menjadi pengingat nyata akan konsekuensi yang menghancurkan, dari spekulasi yang tidak terkendali dan praktik pinjaman yang tidak berkelanjutan. 

Kredit mudah memicu lonjakan permintaan, menggelembungkan harga ke tingkat yang menakutkan. Ketika gelembung itu pecah, jutaan orang menghadapi kredit macet, berujung penyitaan, dan memicu krisis keuangan global. 

Japan Lost Decade atau "Dekade yang Hilang" Jepang pada 1990-an memberikan kisah peringatan lainnya. Gelembung properti Jepang yang dipicu oleh investasi spekulatif dan kebijakan moneter yang longgar, menyebabkan periode stagnasi ekonomi yang berkepanjangan. 

Pasar perumahan Korea Selatan juga mengalami periode kenaikan harga yang cepat, membuat banyak anak muda terbebani hutang dan berjuang untuk memenuhi kebutuhan.

Krisis perumahan yang paling anyar, di Tiongkok saat ini, menawarkan contoh yang paling relevan namun menjadi alarm baik bagi kita. 

Bertahun-tahun pengembangan perumahan yang agresif dan investasi spekulatif telah mendorong harga properti melangit, jauh melebihi kemampuan rata-rata anak muda. 

Impian memiliki rumah terasa semakin jauh dari jangkauan, ditambah gelombang gagal bayar baru-baru ini oleh pengembang properti besar seperti Evergrande, meningkatkan kekhawatiran akan krisis ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun