Keberadaan Tiongkok yang berpengaruh besar dalam perekonomian dunia, termasuk penetrasinya di Indonesia secara langsung maupun tak langsung mendongkrak pentingnya Bahasa Mandarin. Kini semakin banyak pelajaran dan mata kuliah bahasa Mandarin ditawarkan di berbagai sekolah, baik negeri maupun swasta. Secara kasat mata, tidak sedikit mahasiswa kita sekarang berupaya untuk untuk menguasai bahasa yang dituturkan oleh lebih dari 1 milyar orang ini.
Bolehlah bahasa Mandarin dianggap sebagai bahasa alternatif setelah bahasa Inggris. Namun tidak terelakkan lagi ketika lowongan kerja yang tersedia hanya membutuhkan seorang yang menguasai Mandarin. Oleh karenanya, pelajaran Bahasa Mandarin mulai ditawarkan di sejak SD. Di tingkat universitas pun jurusan bahasa Mandarin semakin meningkat, apalagi fokus vokasi akhir-akhir ini semakin diperhatikan.
Enam Pusat Bahasa Mandarin dari Tiongkok Daratan di berbagai kampus, disebut Confusius Institute, turut memfasilitasi, dari layanan tes bahasa, dosen, bahan ajar, dan kegiatan budaya. Lewat pusat bahasa kepanjangan dari Kementerian Pendidikan Tiongkok ini, tawaran beasiswa untuk mempelajari bahasa Mandarin pada jenjang yang lebih tinggi di Tiongkok ditawarkan.Â
Hal tersebut mampu meningkatkan masyarakat Indonesia dalam mempelajari bahasa Mandarin. Sampai tahun 2019, terdapat lebih dari 15.000 mahasiswa Indonesia belajar di Tiongkok, baik lewat program beasiswa ataupun biaya sendiri.
Namun ketika bencana covid menyerang, pembelajaran terpaksa dilakukan secara jarak jauh, sehingga tidak tahu lagi berapa jumlah mahasiswa Indonesia yang tetap berada di negeri panda itu.Â
Dari pengamatan selama tiga tahun, universitas yang dulunya punya puluhan mahasiswa Indonesia, tersisa satu atau dua saja. Bahkan ada bebeberapa mahasiswa yang putus kuliah karena proses pembelajaran mengalami hambatan berat, termasuk pembatasan ketat dan mahalnya tiket untuk kembali belajar.
Belajar bahasa Mandarin bukan tidaklah mudah, setidaknya menurut pengalaman saya. Bahasa yang pengucapannya bernada ini harus benar-benar diucapkan dan disimak dengan serius, karena berbeda nada maka berbeda artinya, maka salah nada salah pula artinya.Â
Selain itu tulisan atau karakter hanzi juga merupakan tantangan berat bagi pemelajar karena mau tak mau harus rajin berlatih menulisnya agar dapat membaca dan memahami arti teks.
Dengan waktu bertahun-tahun belajar bahasa Mandarin, apakah sepadan dengan hasil yang diperoleh? bisa sepadan ataupun tidak. Tidak sedikit yang memilih untuk angkat tangan setelah belajar selama beberapa waktu karena tak tahan lagi dengan kesulitan bahasanya.Â
Namun yang serius sampai level mahir katakanlah, maka kesempatan di dunia kerja semakin banyak. Tidak jarang perusahaan yang kesulitan mencari calon pekerja karena mungkin jarang yang melamar atau kemampuannya bahasanya masih rendah.