Nasi sudah menjadi bubur. Puluhan blunder dan denial dilakukan oleh para petinggi negeri, menampik para ahli. Begitulah politisi negeri ini, terima  atau tidak. Kadang spiritual dan kepercayaan lebih dikedepankan daripada logika. Usaha yang diklaim berhasil dan terlihat kerja keras pun nyatanya jeblok tak karuan.Â
Prestasi kegagalan ditorehkan pada statistik internasional atas kematian tertinggi sedunia. Nyawa melayang, pekerjaan hilang, omset berkurang, tabungan terkuras, kriminalitas meningkat, pendidikan mundur, anggaran dikuras masuk kantong oknum pejabat.Â
Begitulah ocehanku hari ini. Kesal tak karuan.Â
Tak elok rasanya jika mengoceh mengeluh tak memberi solusi. Lalu bagaimana seharusnya pemerintah bertindak sekarang?Â
Sebagai orang awam yang mengamati bagaimana pandemi dari awal masuk adalah terang benderang dari penerbangan internasional. Denial terhadap penelitian Harvard membuktikan bahwa tingkat pendidikan kita memang rendah, ditambah masyarakatnya yang tak percaya virus covid 19.Â
Sungguh memprihatinkan. Namun tak perlu heran, tingkat pendidikan kita memang rendah. Lihat saja PISA kita jeblok. Mau membaca penelitian pun mungkin tak sampai. Lebih baik mendengarkan dan percaya dari sumber yang tak jelas. Jangan lupa budaya kita masih mendengar, belum membaca, apalagi menulis.Â
Belum terlambat apabila penerbangan internasional ditutup. Tak ada ruginya juga jika dibandingkan dengan anggaran yang terkuras serta seabrek kerugian lainnya. Kita sudah dua kali jatuh ke lubang yang sama. Jika sampai ketiga kalinya maka tak berlebihan apabila pemerintah kita memang pandir, hamik, domot, ataupun pendek akal. Ibarat rumah kebobolan pencuri, mengapa tak kunci rapat-rapat rumahnya. Stop dulu proyek dan pariwisata. Amankan dan sehatkan dulu masyarakat.Â
Sekian dulu ocehanku hari ini. Sabar pun tak mengatasi masalah. Hanya tulisan singkat yang bisa mengurangi rasa dongkol. Sekalipun lambat, Â tetap optimis pemerintah selalu peduli dan bekerja keras untuk mengatasi pandemi. Semoga kita tetap diberi kesehatan di manapun berada.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI