Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pemilihan Lurah Margomuljo

29 Januari 2020   20:23 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:55 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengumuman lurah terpilih dibacakan, pak Jono meraup suara lebih banyak daripada pak Yanto. Itu sudah pasti, pak Yanto kalah strategi, serangan fajar bahkan senja tak disadari adalah cara ampuh mendapat suara instan. 

Tak ada warga yang tanpa pamrih mendukung hanya karena visi misi, namun realistis karena kebutuhan rumah tangga yang semakin melonjak. Dengan tubuh lunglai Pak Yanto mundur, pulang teratur. Pendukung pak Jono bersorak kegirangan, menagih pesta 3 hari 3 malam dengan hiburan organ tunggal.

Di pagi yang sunyi, di kantor desa yang pegawainya masih minum teh tubruk dan gorengan, setelah membuka semua jendela ruangan kepala desa, pak Jono melihat 2 petugas berperawakan tegap namun tambun, datang mencari kepala desa. Dengan bergetar dan berkeringat pak Jono menemuinya dan menerima surat. Tuduhan penggelapan dana desa ternyata benar, dan menjadi berita, di stasiun televisi lokal. 

Digiring ke mobil, pak Jono tak sempat menoleh ke belakang, kepada para pegawai kantor desa dan para warga. Beton selokan irigasi yang dianggarakan ternyata tidak mencapai target, malah sebagian sisi ambrol. 

Pak Yanto pun sadar bahwa menjadi lurah ternyata memerlukan biaya besar, namun sesungguhnya tidak akan menerima gaji yang diharapkan, malah mengorbankan kepentingan warga untuk mengembalikan modal. Seperti biasa, bahkan makin getol, pak Yanto mencangkul sawahnya, serta terus mengingat utangnya, dibayar per 3 bulan.

          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun