Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Dosen Bahasa Indonesia di Beijing

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Mencicipi Kuliner Jalan Muslim Hui di Xian

2 Februari 2019   09:57 Diperbarui: 2 Februari 2019   16:00 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan tusuk daging kambing, siap dibakar (dokpri)

Sekitar 10,5 juta dari 1,4 miliar penduduk Tiongkok adalah suku Hui beragama Islam. Kebanyakan dari mereka tinggal di barat laut Tiongkok (provinsi Ningxia, Gansu, Qinghai, Xinjiang) dan menyebar di berbagai provinsi, menyatu dalam komunitas, membuka restoran berciri khas Hui.

Selain suku Uighur di Xinjiang, suku muslim ini dikenal juga pandai memasak dan menyanyi. Untuk mendatangi dan mencicipi makanan khasnya tidaklah sulit karena hampir di setiap kota besar terdapat restoran muslim Hui. Namun satu tempat pusat kuliner Hui yang populer adalah di jalan muslim Hui di kota Xian, provinsi Shaanxi.

Salah satu gerbang masuk jalan muslim Xian (dokpri)
Salah satu gerbang masuk jalan muslim Xian (dokpri)
Jalan muslim Hui (Hui Min Jie) terletak di pusat kota Xian, menjadi salah satu destinasi wisata populer bagi wisatawan domestik maupun asing. Istilah jalan muslim Hui mencakup beberapa jalan serta gang di pemukiman suku Hui. 

Suku Hui berasal dari para pedagang Arab, Persia, yang melakukan perjalanan bisnis ataupun belajar ke Xian pada abad ke 7 dan kemudian menetap. Xian dikenal sebagai ibukota 5 dinasti (Zhou Barat, Qin, Han Barat, Sui, dan Tang) dan kota pusat jalur sutra.

Jalan dan bagunan masih tertata rapi dan dilindungi oleh pemerintah setempat. Arsitektur khas dinasti Ming dan Qing terlihat jelas. Di area ini juga terdapat 10 masjid dengan ukuran yang berbeda-beda. 

Dihuni kurang lebih 20.000 jiwa, pemukiman ini menyajikan atmosfir yang unik, yaitu kehidupan masyarakat muslim di tengah masyarakat Han sebagai mayoritas.

Hampir setiap rumah di sepanjang jalan menjajakan makanan dan penganan khas yang halal. Selain itu, juga mulai banyak jajanan modern ditawarkan. Kepulan uap berbagai macam sup menyerang hidung seketika, juga asap bakaran sate kambingnya segera menyusul. 

Hampir setiap penjual bersahutan, memanggil, memuji, menawarkan masakannya. Sehingga wisatawan dibuat bingung memilih. Namun pastikan pilihan utama adalah yang tradisional, khas, dan populer.

Sibuk meramu, menyajikan selagi panas. (dokpri)
Sibuk meramu, menyajikan selagi panas. (dokpri)
Makanan populer yang direkomendasikan adalah roujiamo (roti isi daging asin), yangrou paomo (roti pita dalam sup kambing), sate kambing khas, mi saus wijen, kue ketan, mi tarik, pangsit, bakpao, dan masih banyak jenis makanan & penganan lainnya. Penjual makanan di jalan ini buka setiap hari dari pagi sampai tengah malam.

Rojiamo atau hamburger Tiongkok, adalah roti diisi daging sapi atau kambing yang dibumbui dengan jintan dan lada. Daging dicincang atau dipotong dan diisi dalam roti pipih. 

Roti pipih yang otentik dibuat dari adonan dan dipanggang dalam oven tanah liat, tetapi sekarang di banyak tempat di Tiongkok, roti dibuat dalam wajan. Rojiamo sebenarnya mempunyai banyak versi, khususnya di bagian isi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun