Sang kaisar merasa gelisah bahwa maut pada akhirnya akan menjemput. Diperintahkan para tabib dan pejabat tinggi dari seluruh penjuru negeri, menghadap dan menerima perintah mencari obat untuk menangkal kematiannya dan hidup kekal.Â
Berbagai daya dan upaya untuk mencari obat keabadian, namun sayang usahanya tersebut tidak pernah membuahkan hasil. Maka, dibuatlah pasukan terakota lengkap dengan baju zirah, persenjataan dari perunggu, kereta tempur, dan peralatan tempur lainya yang akan menjaganya di alam baka.
Itulah cuplikan obsesi hidup kekal kaisar Qin Shi Huang  (259-210 SM), kaisar yang berhasil menyatukan Tiongkok ke dalam pemerintahan kedinastian.
Riwayat kaisar yang memerintah selama 49 tahun tersebut tidak hanya dipenuhi dengan usaha hidup kekal dan kekejaman lainnya, namun juga memiliki banyak pencapaian yang sangat maju.
Selama masa pemerintahannya, kaisar Qin menstandarkan mata uang koin, satuan berat, menghubungkan negara bagian satu dengan yang lain dengan jalan serta parit, kemajuan dalam bidang persenjataan, serta salah satu prestasi unggulannya dalam merancang dan memulai pembangunan tembok besar.
Kaisar Qin memerintahkan untuk membuat makam dengan mengerahkan lebih dari 700 ribu pekerja. Setelah menghabiskan waktu selama 40 tahun, proyek pembangunan patung terakota dihentikan karena adanya pemberontakan setahun setelah kaisar mangkat.
Sampai saat ini sebanyak empat lubang telah digali. Ketiga lubang penuh terisi pasukan  beserta kuda terakota lengkap dengan persenjatannya. Satu lubang yang masih kosong diperkirakan belum terisi karena pembangunannya keburu terhenti.
Para arkeolog memperkirakan pasukan terakota dari lubang-lubang tersebut berjumlah 8.000, namun jumlah keseluruhan pasukan terakota belum dapat dipastikan.
Selain itu, juga terdapat 100 kendaraan perang, 400 kuda, perabot-perabot dari perunggu, dan lebih dari 100.000 senjata yang telah digali.
Hal ini memunculkan perdebatan karena tinggi orang Tiongkok atau Asia kebanyakan tidak lebih dari 170 cm, apalagi pada waktu itu.