[caption id="" align="aligncenter" width="490" caption="Ruki Tribunnews"][/caption] Sangat disesalkan KPK sekarang ini bak macan ompong yang sudah tidak mampu lagi menerkam mangsanya. KPK sekarang hanya dipandang sebelah mata oleh mangsanya (para koruptor). Mereka tau KPK sudah tidak punya taring lagi. Bukti dari ompongnya macan ompong KPK adalah dengan menyerahnya KPK dan secara resmi menyerahkan ke Kejaksaan, untuk selanjutnya kemungkinan besar kejaksaan juga akan menyerahkannya kepada Kepolisian. Dengan Pernyataan bendera putih oleh KPK, membuat mangsa-mangsa KPK menjadi semakin liar dan mungkin akan banyak dari mereka semakin berani untuk secara terang-terangan mucul di depan sang macan. Sudah banyak tersangka Korupsi yang mengajukan pra peradilan dan mau tidak mau itu akan mengganggu kinerja KPK. Perubahan KPK dari macan yang bertaring tajam menjadi macan yang bertaring ompong salah satunya disebabkan oleh tindakan pimpinan mereka. Kedua pimpinan KPK yang dianggap melemahkan KPK adalah Taufiequrachman Ruki dan Indriyanto Seno Adji. Ruki dikenal dekat dengan Megawati dan pernah menjabat sebagai ketua KPK periode Desember 2003 hingga 2007 sebelum akhirnya digantikan oleh Antasari Azhar. Pada era kepemimpinannya tidak begitu banyak kasus korupsi yang dapat diungkap ke permukaan seperti halnya era Antasari Azhar. Sementara itu Indriyanto malah lebih parah lagi. Indriyanto dikenal sebagai pembela koruptor. Dia tercatat sebagai salah seorang pakar hukum yang mengajukan pengurangan kewenangan KPK. Selanjutnya, dia pernah menjadi saksi ahli Bram Manoppo yang merupakan tersangka kasus pengadaan helikopter. Indriyanto juga pernah mengajukan uji materi undang-undang (UU) untuk membatasi kewenangan dan penjatuhan sanksi terhadap hakim agung kepada MA dan MK. Dia juga pernah menjadi kuasa hukum mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh dalam kasus pengadaan helikopter Mi-2. Selain itu, Indriyanto juga pernah menjadi pengacara Tommy Soeharto. Saat itu Tommy disebut tersangkut masalah kepemilikan senjata api dan pembunuhan hakim agung Syafiuddin Kartasasmita. Indriyanto juga membantu mantan Presiden Soeharto saat menggugat majalah Time terkait pemberitaan korupsi keluarga Cendana. Baik Ruki dan Indriyanto, keduanya juga punya konflik kepentingan dengan kepolisian. Ruki adalah mantan anggota polisi dengan pangkat terakhir adalah Irjen, sementara Indriyanto sempat menjadi penasehat ahli Polri. Walaupun memang banyak juga penyidik KPK yang berasal dari kepolisian. Saat pengambilan keputusan para pimpinan KPK kemarin juga sempat tersiar kabar terjadi perdebatan sengit antara para pimpinan KPK. Belum lagi Ruki juga sempat tertangkap wartawan mengunjungi mabes Polri walaupun sempat ditemani dengan Indriyanto dan pimpinan KPK lainnya tetapi kedatangan Ruki pada saat malam hari dan bukan jam kerja memang terkesan dirahasiakan. Ruki juga membuat pernyataan kontra dengan pimpinan KPK lainnya, Johan Budi terkait status tersangka para korupsi yang melakukan gugatan praperadilan. Jika Johan Budi tetap bersikeras tetap menjalankan penyidikan walau ada gugatan praperadilan, Ruki malah cenderung meminta untuk dihentikan penyidikannya. "Saya berbeda dengan Pak Ruki. Pemberantasan korupsi harus jalan terus, tidak boleh berhenti sedetik pun sehingga 36 perkara dan tugas lain yang harus diselesaikan," ujar Johan. http://news.liputan6.com/read/2184367/soal-praperadilan-bg-johan-budi-berbeda-sikap-dengan-ruki. [caption id="" align="aligncenter" width="538" caption="Johan Budi Sumber Liputan6"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H