Tatap
ku lukis sepasang senja yang memancar di depan mataku,
ku arsir jingganya dengan duduk tanpa ragu ragu.
selepas itu,
kubiarkan maghrib dan malam bersekutu,
berebut kuasa atas langit yang mulai abu abu.
tak pernah kusesali,
setiap sore menjelang petang,
kuluangkan waktu menunggu ia datang,
mewarnai pelataran langit dari siang.
sudah gelap,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!