Mohon tunggu...
Muhammad Laziale
Muhammad Laziale Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa FKM Unimus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Body Dismorphic Disorder pada Remaja

9 Juli 2024   11:30 Diperbarui: 9 Juli 2024   15:39 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Body Dismorphic Disorder (BDD) adalah gangguan mental yang melibatkan pikiran obsesif tentang ketidaksempurnaan dalam penampilan fisik yang dimiliki atau dirasakan seseorang. BDD dapat mempengaruhi orang dari segala usia, etnis, budaya, dan kelompok sosial. Namun, itu biasanya muncul di usia remaja dan terus berlanjut kecuali obat yang tepat.

Penelitian menunjukkan bahwa berbagai faktor dapat menyebabkan BDD, seperti harga diri yang rendah, takut sendirian atau terisolasi, dan perfeksionisme atau bersaing dengan orang lain. Harga diri yang rendah dapat mempengaruhi individu menjadi lebih sensitif terhadap kritik dan perbandingan dengan orang lain, yang menyebabkan gejala BDD. Takut sendirian atau terisolasi juga dapat mempengaruhi individu menjadi lebih cenderung mengabaikan kebutuhan dasar mereka.

Perfeksionisme atau persaingan dengan orang lain dapat menyebabkan kecenderungan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan gejala BDD, serta peningkatan sensitivitas terhadap kritik dan perbandingan dengan orang lain.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa BDD dapat mempengaruhi secara signifikan kualitas hidup seseorang, baik secara psikologis maupun sosial. Individu dengan BDD dapat mengalami depresi, kecemasan, dan gangguan sosial yang signifikan. Oleh karena itu, intervensi diperlukan untuk mengurangi kecenderungan BDD dan memperbaiki kualitas hidup mereka.

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mempelajari lebih lanjut tentang hubungan antara harga diri dan kecenderungan BDD pada remaja. Diharapkan bahwa artikel ini akan menambah pengetahuan tentang BDD dan membantu dalam pembuatan metode intervensi yang lebih baik untuk mengurangi kecenderungan BDD pada remaja.

Pembahasan

Body Dysmorphic Disorder (BDD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang ditandar dengan keasyikan berlebihan dengan persepsi kekurangan fīsik yang seringkali kecil atau bahkan tidak ada sama sekali. Individu dengan BDD mengalami tekanan yang sangat besar terkait dengan penampilan mereka, yang menyebabkan perilaku menghindar dan gangguan fungsi sosial. Individu dengan BDD cenderung terobsesi dengan detail-detail kecil dalam penampilan mereka, seperti bentuk wajah, ukuran hidung, atau bentuk tubuh Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi BDD, dampaknya terhadap harga diri, dan metode intervensi yang efektif untuk mengurangi kecenderungan BDD, khususnya di kalangan remaja. Remaja dengan harga diri rendah lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, termasuk BDD. Oleh karena itu, pemahaman tentang harga diri dan pengembangan citra tubuh yang positif sangat penting pada usia remaja.

Harga diri memiliki korelasi yang signifikan dengan kecenderungan body dysmorphic disorder (BDD) pada remaja. Studi menunjukkan bahwa remaja dengan harga diri yang rendah cenderung mengalami depresi, mengabaikan kebutuhan sosial, dan berpikiran obsesif tentang ketidaksempurnaan penampilan mereka.

Hasil penelitian Fionna Gracia Zarina Akbar menunjukkan bahwa harga diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan BDD pada remaja. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan skala yang terdiri dari tiga puluh item untuk mengukur kecenderungan BDD. Hasilnya menunjukkan bahwa ada korelasi yang signifikan antara harga diri yang rendah dan kecenderungan BDD yang tinggi.

Bentuk strategi pengobatan BDD sendiri biasanya dilakukan dengan cara terapi kesehatan mental dan citra diri yang menyeluruh dan berkelanjutan diperlukan untuk mengurangi kecenderungan body dysmorphic disorder (BDD) pada remaja. Berikut merupakan beberapa strategi pengobatan yang dapat membantu untuk mengurangi kecenderungan BDD:

  • Pengembangan Self-Esteem: Pendidikan tentang kecantikan yang realistis dan terapi perilaku kognitif dapat membantu mengurangi kecenderungan BDD. Remaja harus belajar bahwa kecantikan tidak hanya tergantung pada penampilan fisik; itu juga tergantung pada sifat dan kemampuan mereka.
  • Pengembangan Keterampilan Sosial: Remaja harus memahami bahwa kecantikan tidak hanya terlihat dari penampilan fisik, tetapi juga dari sifat dan kemampuan mereka. Meningkatkan keterampilan sosial dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak berfokus pada penampilan dapat membantu mengurangi kecenderungan BDD.
  • Pengembangan Keterampilan Emosional: Meningkatkan keterampilan emosional melalui terapi perilaku kognitif dan pendidikan tentang kecantikan yang realistis dapat membantu mengurangi kecenderungan BDD. Remaja harus belajar bahwa kecantikan tidak hanya terlihat dari penampilan fisik; itu juga terlihat dari sifat dan kemampuan mereka.
  • Pengembangan Keterampilan Fisik: Remaja harus memahami bahwa kecantikan tidak hanya terlihat dari penampilan fisik, tetapi juga dari sifat dan kemampuan mereka. Meningkatkan keterampilan fisik melalui olahraga dan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi kecenderungan BDD.
  • Pengembangan Keterampilan Mental: Mempelajari keterampilan mental melalui terapi perilaku kognitif dan pendidikan tentang kecantikan yang realistis dapat membantu mengurangi kecenderungan BDD. Remaja harus memahami bahwa kecantikan tidak hanya terlihat dari penampilan fisik; itu juga terlihat dari sifat dan kemampuan mereka.
  • Pengembangan Keterampilan Spiritual: Mempelajari keterampilan spiritual melalui meditasi dan refleksi dapat membantu mengurangi kecenderungan BDD. Remaja harus memahami bahwa kecantikan terdiri dari sifat dan kemampuan seseorang, bukan hanya penampilan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun