Mohon tunggu...
John Cawang
John Cawang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Ungkapan Hati Anak Papua

27 April 2016   13:14 Diperbarui: 27 April 2016   13:20 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

papuaindonesia

Papua itu Indonesia. Inilah salah satu ungkapan tepat menyikapi konflik yang terjadi di Papua. Kita semua tentunya berharap permasalahan di Papua dapat diselesaikan secara damai tanpa kekerasan dan tanpa adanya lagi korban dari berbagai pihak. Harapan lebih jauh lagi, alangkah baiknya jika proses pembangunan di Papua lebih cepat terealisasi seiring dengan pembangunan di daerah Indonesia lainnya. Berbicara tentang konflik di Papua saat ini, tentunya kita harus memahami akar permasalahannya yaitu individu dan kelompok (Orang Asli Papua). 

Sebagian orang yang mengatasnamakan kelompok Free West Papua menuntut Papua merdeka (lepas) dari wilayah NKRI. Mereka selalu membuat propaganda jika seluruh masyarakat Papua menginginkan kemerdekaan. Tidak berhenti sampai disitu saja, mereka kerap kali mengancam dan membunuh saudara mereka sendiri untuk sengaja menciptakan situasi yang tidak kondusif di Papua. Kesimpulannya, apakah semua orang asli Papua menginginkan kemerdekaan?

Kondisi ini membuat saya ingin mencari jawaban dari pertanyaan tersebut dan saya menemukan suatu tulisan dari Orang Asli Papua (OAP) bernama Jhon Kogoya. Saya sangat terkesan sekali ketika membaca Surat dari Jhon Kogoya karena surat ini berisi ungkapan Jhon sebagai Anak Papua yang lebih bangga sebagai bagian dari NKRI. Ada beberapa alasan penting dan mendasar mengapa dia mencintai Indonesia dan saya yakin hal tersebut juga dirasakan oleh sebagian besar saudara kita di Papua. Ini adalah beberapa alasan dari Jhon yang sangat mendasar:

1. Sejak Saya dilahirkan ke Bumi tidak pernah merasa terjajah oleh siapapun, kebetulan saya lahir bukan masa penjajahan Belanda maupun Jepang. Saya bebas kemana saja di seluruh pelosok Indonesia tanpa gangguan apapun.

2. Saya tidak pernah diperlakukan Diskriminasi Oleh Sodara-sodara saya suku manapun. Bahkan Saya melihat banyak Saudara OAP yang menikah dengan Suku lain selain Papua.

3. Tidak ada satupun Hak yang dimiliki Oleh WNI lain selain Papua yang tidak dimiliki oleh OAP dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebaliknya banyak hak khusus yang dimiliki OAP yang tidak dimiliki oleh WNI lain. Saya sudah jalan ke hampir seluruh Wilayah NKRI. Di sana Orang Papua tidak disebut pendatang, tapi di Papua ada istilah pendatang dan Pribumi.

4. Di Papua saya melihat jarang sekali OAP yang punya kios, jarang yang bisa bertani secara modern atau jadi Nelayan besar, jadi tukang seperti Sodara-sodara Saya WNI yang lain. Artinya Kalau Papua pisah dari NKRI maka Papua akan mundur 2 abad ke belakang. Kelas papua hanya kelas jual Pinang. Karena itu Saya mau mendorong Sodara-sodara Saya Papua agar mau belajar yang baik, bekerja keras sehingga seluruh OAP dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik.

5. Saya sudah pernah jalan-jalan ke berapa Negara Tetangga Wilayah Malenesia, Saya belum pernah menemukan Negara manapun di Wilayah Malenesia yang lebih maju dan lebih sejahtera dari pada Papua. Bahkan Hampir seluruh kebutuhan dasar Warga PNG dipasok dari Papua. Karena Sodara kita di Malenesia sana dikuasai oleh orang Asing.

6. Demikian pula Hampir hampir seluruh kebutuhan dasar Papua dikirim dari Provinsi lain. Sehingga kalau Papua pisah dari NKRI maka seluruh kebutuhan pokok Papua akan diekspor dari luar, betapa menderitanya Papua kalo itu terjadi apalagi kalau kita di Embargo.

7. Fakta sejarah membuktikan bahwa Papua tidak pernah berdiri sendiri dalam suatu pemerintahan sendiri. Tidak pernah ada kerajaan Papua. Tapi hanya kelicikan penjajah Belandalah yang membayar sekelompok penghianat diberikan Bendera Bintang Kejora dan lagu Hai Tanahku Papua yang dianggap sebagai lagu kebangsaan. Semua simbol-simbol Negara boneka tersebut murni buatan dan Ciptaan Belanda, bukan karya, buatan atau ciptaan anak Papua sendiri. Jadi dimana kebanggan dan kehormatan Papua?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun