Mohon tunggu...
Joice Zhenrike Memmase
Joice Zhenrike Memmase Mohon Tunggu... Guru - SMA KRISTEN PETRA 2 SURABAYA

Saya adalah seorang yang penuh ambisi, selalu memiliki tujuan yang jelas dalam hidup. Setiap tantangan saya lihat sebagai peluang untuk tumbuh dan belajar. Saya suka menetapkan target jangka pendek dan panjang, dan saya berusaha keras untuk mencapainya dengan fokus dan disiplin.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SMAN 1 Bululawang: Membangun Karakter Peduli Lingkungan

12 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 12 Oktober 2024   10:23 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA 

Sumber: Dokumentasi Tim Adiwiyata SMAN 1 Bululawang

Program Adiwiyata bertujuan untuk membentuk karakter peduli lingkungan di kalangan siswa melalui pendidikan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui berbagai kegiatan seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, dan praktik hemat energi, siswa diajak untuk aktif menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah serta sekitarnya. Program ini juga mendukung pengembangan kemampuan berpikir spasial pada mata pelajaran geografi, mengaitkan konsep akademis dengan aksi nyata di lapangan. Dengan semangat gotong royong dan kesadaran lingkungan, Program Adiwiyata membantu menciptakan generasi muda yang bertanggung jawab terhadap kelestarian alam.

MENUMBUHKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DI SEKOLAH

Di SMA Negeri 1 Bululawang, upaya menumbuhkan karakter peduli lingkungan dilakukan melalui berbagai program edukasi dan aksi nyata yang melibatkan seluruh warga sekolah. Program Adiwiyata menjadi salah satu inisiatif utama yang menanamkan kesadaran dan tanggung jawab lingkungan kepada siswa.

Melalui kegiatan seperti penghijauan, daur ulang sampah, pemanfaatan lahan sekolah sebagai ruang hijau, hingga pengurangan penggunaan plastik, siswa diajarkan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini. Integrasi konsep lingkungan dalam mata pelajaran seperti geografi juga memperkuat kemampuan berpikir spasial siswa, sehingga mereka mampu memahami dampak lingkungan secara holistik.

Kegiatan gotong royong, lomba kebersihan, serta pengelolaan kebun sekolah menjadi media pembelajaran yang efektif untuk mengasah karakter peduli lingkungan. Dengan bimbingan guru, siswa didorong untuk lebih sadar akan peran mereka dalam menjaga bumi, menjadikan kebiasaan ramah lingkungan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

MENERAPKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SPASIAL UNTUK PENGUATAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN

siswa-kelas-x5-tahun-ajaran-2023-2024-6709e9e534777c53371d2e42.png
siswa-kelas-x5-tahun-ajaran-2023-2024-6709e9e534777c53371d2e42.png
Sumber: Penulis, 2024

Pada tanggal 16 Mei 2024, bersama mahasiswa S2 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang (Joice Zhenrike Memmase, S.Pd.) telah dilakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model Earthcomm (Earth System Science in the Community) untuk meningkatkan kemampuan berpikir spasial siswa kelas X di SMAN 1 Bululawang sebagai upaya menumbuhkan karakter peduli lingkungan. Model pembelajaran Earthcomm menekankan pada pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan studi kasus nyata di lingkungan sekitar. Siswa diajak untuk mempelajari sistem bumi melalui aktivitas langsung seperti pengamatan, pemetaan, dan analisis data. Hal ini meningkatkan relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memahami dan mempraktikkan konsep yang dipelajari.

Model pembelajaran Earthcomm berfokus pada isu-isu lingkungan lokal dan global, yang membantu menumbuhkan karakter peduli lingkungan. Siswa diajak untuk mempertimbangkan solusi terhadap masalah lingkungan di komunitas mereka dan terlibat dalam aksi nyata untuk melindungi bumi. Model ini mendorong penggunaan aplikasi geospasial hal ini secara langsung mampu mengembangkan kemampuan berpikir spasial siswa.

Kemampuan berpikir spasial membantu siswa memahami bagaimana lokasi dan distribusi tanaman memengaruhi aliran air. Tumbuhan, terutama pohon, berperan penting dalam mengontrol erosi tanah dan memperlambat aliran permukaan air (runoff). Ketika air hujan turun, akar tanaman menyerap air dan tanah yang terjaga oleh tanaman mampu menyaring air sebelum masuk ke sumber perairan, sehingga kualitas air yang mengalir ke sungai, danau, atau waduk lebih bersih.

Berpikir spasial memungkinkan siswa memetakan lokasi optimal untuk penanaman tumbuhan, terutama di area kritis seperti tepian sungai atau lahan yang rawan erosi. Mereka bisa menganalisis bagaimana letak dan pola vegetasi mempengaruhi aliran air di suatu wilayah, baik di lahan pertanian, pemukiman, atau lingkungan perkotaan.

Berpikir spasial memungkinkan siswa memetakan wilayah yang memerlukan upaya konservasi tanah melalui penanaman tumbuhan. Mereka bisa menganalisis bagaimana tanaman dapat berfungsi sebagai "filter" alami, menyerap polutan dan nutrisi berlebih yang bisa mencemari air. Ini membantu meningkatkan kepedulian siswa terhadap kualitas air.

model-pembelajaran-earthcomm-6709e9fe34777c55e52dc882.png
model-pembelajaran-earthcomm-6709e9fe34777c55e52dc882.png
Sumber: Penulis, 2024

Dalam kegiatan tersebut, siswa diminta menggunakan aplikasi Google Earth dalam model pembelajaran Earthcomm. Google Earth memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi wilayah yang mengalami degradasi, seperti area yang terkena erosi tanah, penggundulan hutan, atau lahan kering. Dengan menggunakan citra satelit dan alat pengukuran, kita dapat dengan mudah memetakan area yang membutuhkan upaya konservasi.

Selain itu, Google Earth juga dapat digunakan untuk memetakan sumber daya alam lain di sekitar area konservasi, seperti sungai, waduk, atau daerah resapan air. Ini penting dalam mengintegrasikan proyek penanaman tumbuhan dengan manajemen sumber daya air dan pemulihan ekosistem yang lebih luas. Dengan analisis risiko yang tepat, seperti risiko banjir atau erosi tanah, penanaman pohon dapat direncanakan dengan lebih efektif untuk memitigasi dampak negatif terhadap ekosistem.

MENGUBAH KEBIASAAN MENJADI AKSI

menanam-tumbuhan-hias-lidah-mertua-6709ea1034777c55f8632f42.jpg
menanam-tumbuhan-hias-lidah-mertua-6709ea1034777c55f8632f42.jpg
Sumber: Dokumentasi Tim Adiwiyata SMAN 1 Bululawang

Aksi nyata, meskipun kecil, adalah cikal bakal perubahan yang lebih besar. Dengan kesadaran dan komitmen, kita dapat membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan untuk bumi kita. Mari kita ubah kebiasaan kita, satu langkah kecil untuk lingkungan yang lebih baik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun