Tak kusangka, hari berjalan begitu cepat dan SBMPTN sudah terlaksana. Aku ingat, Candra mendapat tanggal 6 Juli saat itu. Aku berusaha menjadi support system terbaik untuknya. Melewati SBMPTN tahun kedua membuat beban dipundak terangkat dan pikiran yang menumpuk seketika lenyap. Yaahh walaupun belum pengumuman. Aku sangat bersyukur, ada Candra di masa perjuanganku tahun kedua.
Jenuh selama ini berkutat dengan tryout dan jarang main, saat itu aku diajak ke Solo oleh sahabat cowokku namanya Ninan. Seperti biasanya aku langsung bilang yes karena memang kami sudah berteman dari SMP. Wait ... aku jadi kepikiran, entah mengapa aku harus memberitahu Candra dulu karena yaah memang aku bukan siapa-siapanya, tetapi aku sudah menganggapnya dekat.
“Candraaa”
“Haloo”
“Boleh tidak aku ke Solo? tapi Cuma berdua :33”
“Sama siapa?”
“Ninan, temen cowokku yang udah tak ceritain itu loh,,”
“Ya kalau mau gapapa. Jaga kesehatan.”
“Maaf ya kalau kamu agak gimana2 tapi ... Ninan tu mau cari kado buat ceweknya. Sama aku sendiri mau cari tambahan kado buat Shafa sama Dindut”
“Iya gapapa santai.”
Aku bergegas bersiap lalu tak lama Ninan menjemputku di depan Rumah. Berangkatlah kami ke Solo, hmm macet. Di dalam mobil terasa hening, aku membuka percakapan random seperti biasanya. Aku juga bercerita soal Candra, betapa aku sudah jatuh hati padanya. Ninan juga bercerita masalah ceweknya yang banyak. Maklum, temanku satu ini buaya tetapi ia selalu tak mau mengakuinya. Ketika sudah tidak ada percakapan, aku membuka hp dan menghubungi Candra.