Mohon tunggu...
JOHRIANSYAH
JOHRIANSYAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kritikus Muda

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Mundurnya Airlangga dari Golkar

15 Agustus 2024   21:20 Diperbarui: 15 Agustus 2024   21:21 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia perpolitikan  Indonesia saat ini mendapat kabar mengejutkan dari Airlangga Hartanto, Airlangga yang merupakan ketua umum partai Golongan Karya (Golkar) dengan resmi mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua umum partai Golkar. Pengunduran diri tersebut dinyatakan  Airlangga per Sabtu (10/8/2024) malam.

Terhadap alasan mengapa Airlangga melepas kursi ketua umum Golkar pun memunculkan sejumlah pertanyaan di publik, apa alasan yang membuat Airlangga mengundurkan diri?  pada hal selama di bawah kepemimpinannya, sebagai prestasi Golkar mampu meraih  102 kursi di DPR-RI dari sebelumnya 85 kursi di pemilihan legislatif 2019 Dari mundurnya Airlangga, Spekulasi adanya "the invisible hand"   di sebut-sebut sebagai penyebab kemunduran Ketua Umum Golkar itu. 

apakah tekanan tersebut dari internal partai  atau eksternal partai? tentu ini menjadi pertanyaan banyak orang sehingga menjawab pertanyaan tersebut, politisi senior partai golkar dan mantan wakil presiden 2 periode ini menilai, adanya tekanan besar di luar partai. "Pasti ada tekanan lebih kuat (terkait mundurnya Airlangga) karena kalau dari unsur internal, saya yakin tidak ada (tekanan ke Airlangga) karena semua sudah setuju (Munas) Desember. Tiba-tiba malah ada keputusan ini," katanya dikutip dari program Metro Hari Ini di YouTube Metro TV, Minggu (11/8/2024).

Selain Jusuf kala, pengamat politik UGM Arya Budi  menilai mundurnya Airlangga terdapat 2 faktor yang pasti yaitu adanya faktor Internal dan Eksternal. menurutnya faktor internal yang di lihat dari video pengunduran diri Airlangga Adalah terkait dengan soliditas partai Golkar sendiri sebab, empat bulan lagi partai itu akan menggelar Musyawarah Nasional dan kepemimpinan Airlangga terbukti sukses membawa Golkar meraih penambahan kursi di Pileg 2024 lalu.

Namun yang menarik adalah  faktor eksternal yang menjadi sebab kemunduran ketua umum itu ialah kaitannya terhadap tekanan eksekutif. Airlangga dalam penyampaiannya  mengatakan  dan menyinggung demi stabilitas transisi ke pemerintahan tentu saja ini menunjukan variabel eksternal yang di maksud Airlangga. Walau alasan utama mundurnya Airlangga hanya dia dan elit politik global yang mengetahuinya.

Adanya Golkar di lingkaran pemerintahan di gadang - gadang adanya keterlibatan joko widodo pun semakin mencuat. publik tahu bahwa dinamika politik dan pemerintahan di rezim jokowi sudah banyak menteri-menteri dari lawan di habisi dengan mengungkap kasus hukum yang terjadi. Apakah hal yang serupa terjadi pada Airlangga? sehingga tekanan eksternal ini menjadi daya utama mendorong mundurnya Airlangga?

dikutip dari  kompas.com mengenai kasus minyak goreng yang menyeret  Airlangga dan kaitan kemundurannya, bahwa Airlangga dikabarkan sudah mendapatkan Surat panggilan dari Kejaksaan Agung dan di duga adanya intervensi untuk mundur sebelum pemanggilan itu. Walau Kejaksaan Agung membantah adanya pemanggilan terhadap Ketua umum Partai Golkar tersebut. Namun ini membuktikan bahwa ada kaitan erat kasus hukum yang menimpa Airlangga dan sebab Kemundurannya.

https://makassar.tribunnews.com/
https://makassar.tribunnews.com/

Tak dipungkiri bahwa sebab kemunduran Airlangga di sebabkan oleh adanya dorongan eksternal dari lingkaran istana hal itu terkonfirmasi bahwa usai kemunduran Airlangga, poster dukungan terhadap Gibran sebagai ketua umum golkar pun viral namun tak bertahan lama.  pengamat politik Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari juga ikut menanggapi  kemunduran Airlangga. Qodari menyebut mundurnya ketua umum partai yang berlambangkan beringin itu tidak akan mampu melawan tukang kayu. dia mengistilahkan Ibarat Pohon Beringin vs Tukang Kayu, Pasti Jadi Perabot. tentu guyonan ini membuat publik semakin tercerahkan bagaimana maksud ucapan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun