Mohon tunggu...
John Tirayoh
John Tirayoh Mohon Tunggu... -

"Life was like a box of chocolates. You never know what you're gonna get." \r\n\r\n"God created Universe and the rest is all made in ChIna" :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film 300: Rise of an Empire "Yunani Bersatu, Tak Bisa Dikalahkan."

19 Maret 2014   18:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Yunani Bersatu, Tak Bisa Dikalahkan !!!

Ketika film 300 muncul pada tahun 2006, kita melihat keberanian dan kecerdasan para prajurit Sparta pimpinan Raja Leonidas (Gerard Butler) menghadapi para serdadu Raja Xerxes dari Persia ketika menyerbu lewat Hell Gate. Leonidas dan beserta 300 pasukan-nya yang berani membuat kerugian yang teramat besar terhadap pasukan Persia. Nama Leonidas beserta 300 prajurit-nya menjadi harum di seluruh wilayah Yunani.

Dalam film 300: Rise of an Empire, masih di waktu yang sama, pahlawan dari Athena bernama Themistocles (Sullivan Stapleton) yang merupakan pahlawan dalam perang Marathon, menginginkan persatuan seluruh Raja-Raja yang berada di seluruh Yunani. Stapleton mengungkapkan di depan para wakil-wakil dari seluruh daerah agar bersatu melawan jutaan pasukan Persia pimpinan Xerxes.

Ketika Leonidas menghadapi pasukan darat Persia di Hell Gate dengan gagah berani dan penuh pengorbanan, maka di lautan luas perairan Yunani, Themistocles harus menghadapi armada laut Persia yang dipimpin oleh perempuan bertangan dingin bernama Artemesia (Eva Green). Themistocles yang mempunyai kekuatan armada laut kecil dengan cerdik menghadapi armada laut Persia.

Namun, seperti yang terjadi pada Leonidas, meski cerdik dan gagah berani, namun pertahanan Hell Gate tetaplah jebol. Themistocles menyadari, meski para pejuang-pejuang Yunani cerdik dan cerdas dalam menghadapi serdadu Persia, persatuan diantara kerajaan-kerajaan yang ada di Yunani tetaplah menjadi kunci kemenangan melawan Persia yang mempunyai jutaan bala tentara.

Disinilah ujian bagi Themistocles untuk menyatukan seluruh kekuatan armada perang Yunani untuk bersatu padu melawan kekuatan musuh. Dengan sabar dan penuh karisma, Themistocles mengunjungi seluruh para raja-raja di daerah Yunani (termasuk kerajaan Sparta) agar ini saatnya waktu yang tepat agar seluruh Yunani bersatu padu melawan tirani.

300: Rise of an Empire berupaya mengulang sukses film 300 yang sukses berat pada tahun 2006. Format dan gaya penyutradaraan juga tetap memakai gaya orisinil yang dipakai pada film 300 yang tayang di tahun 2006. Visual efek yang ciamik dan lebih menghibur, tetap menjadikan film 300 Rise of an Empire menjadi lebih ciamik dan tak kalah bagusnya dengan film 300 yang sebelumnya.

Film ini mampu menggabungkan unsur ketegangan, aksi, serta drama sejarah kepada penonton. Selama 102 menit penonton diberikan unsur perpaduan tersebut. Sutradara Noam Murro dapat dikatakan sukses membuat 300 Rise of an Empire seperti film 300 yang dibesut oleh Zack Synder.

Berbicara para aktor dalam film ini, tokoh utama dipegang oleh duet Sullivan Stapleton yang berperan sebagai Themistocles dan Eva Green yang berperan sebagai Artemesia. Stapleton dan Eva berhasil menghipnotis penonton dengan akting mereka yang sesuai dengan karakter mereka masing-masing.

Lena Hadey yang masih berperan sebagai Ratu Gorgo dari Sparta, menjadi sosok penting dalam alur cerita yang dibuat. Lena yang kali ini mendapatkan porsi lebih besar dibandingkan dalam film 300 pada tahun 2006 tampil meyakinkan sebagai Ratu yang tegar dan penuh dendam akan kematian Leonidas sang suami.

Di sisi lain ada Rodrigo Santoro sang tokoh antagonis yang memerankan Raja Xerxes dari Persia. Peran Rodrigo juga mendapatkan porsi lebih besar. Kali ini penonton dapat melihat akting Rodrigo lebih banyak karena narasi film menceritakan bagaimana ketika dirinya masih muda hingga menjadi sangat dendam dengan Yunani karena ayahnya yang terbunuh oleh Themistocles.

Film 300: Rise of the Empire menggambarkan bagaimana inilah titik balik perjuangan seluruh rakyat Yunani yang telah bersatu untuk melawan penjajahan raja Xerxes dari Persia. Di satu sisi, film ini membuka peluang yang sangat besar akan dibuat lagi kelanjutannya. Ini mungkin merupakan trik Hollywood dalam upaya mengeruk keuntungan lebih besar secara internasional.

Secara keseluruhan, film 300: Rise of an Empire tetaplah tampil secara original seperti film pendahulunya yang hadir pada tahun 2006 dengan judul 300. Sutradara Noam Murro sukses melanjutkan tongkat estafet dari Zack Synder yang di film ini justru mengambil posisi penulis scenario dan produser film.

Sebagai tambahan, film ini menampilkan adegan-adegan vulgar dalam aksi perkelahian atau pertarungan dalam medan laga peperangan klasik. Itu tentunya penting bagi anda sebagai penonton agar menyaring siapa yang akan menonton bersama anda. Karena tentunya film ini tidak disarankan untuk ditonton oleh anak-anak kecil. Selamat menonton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun