Mohon tunggu...
Johnsy HeinPitoi
Johnsy HeinPitoi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Karyawan Swasta

saya orang baik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Wawancara yang Baik dan Benar

11 Juli 2024   19:10 Diperbarui: 11 Juli 2024   19:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Wawancara adalah percakapan antara dua orang mengenai suatu subjek yang spesifik. Sebuah proses komunikasi interaksional dengan tujuan yang telah ditetapkan, untuk mendalami tema tertentu melalui deretan pertanyaan. Proses komunikasi ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai pengalaman, pandangan, dan perasaan individu. Wawancara yang baik dan benar memerlukan persiapan, keterampilan komunikasi, dan etika yang tinggi.

Persiapan Wawancara

Persiapan yang matang sangat penting untuk memastikan wawancara berjalan lancar. Ini termasuk :

  1. Mengenali tujuan wawancara: Pahami dengan jelas apa yang ingin kita capai dari wawancara. Buat daftar pertanyaan yang relevan dan terkait dengan tujuan penelitian. Tujuan yang jelas akan membantu menjaga fokus dalam proses wawancara dan memastikan semua informasi penting dapat terungkap.
  2. Mempelajari latar belakang responden: Ketahui siapa responden kita. Informasi ini membantu dalam membangun hubungan yang baik selama wawancara dan dapat mempengaruhi cara kita menyusun pertanyaan. Memahami latar belakang responden juga memungkinkan kita menyesuaikan gaya komunikasi kita untuk meningkatkan kenyamanan mereka.
  3. Menyiapkan Peralatan: Pastikan alat perekam dan alat tulis berfungsi dengan baik untuk mencatat jawaban responden secara akurat. Alat perekam digital, notebook, dan aplikasi perekam suara pada smartphone adalah beberapa alat yang bisa digunakan. Juga, siapkan backup jika alat utama mengalami masalah teknis.

Teknik Wawancara

Selama wawancara berlangsung, ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Membangun hubungan baik (rapport): Mulailah wawancara dengan percakapan ringan untuk membuat responden merasa nyaman. Rapport yang baik dapat meningkatkan kualitas jawaban yang diberikan oleh responden karena mereka merasa lebih percaya dan nyaman berbicara terbuka.
  2. Pertanyaan terbuka: Ajukan pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan jawaban panjang dan mendalam. Hindari pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban "ya" atau "tidak". Pertanyaan terbuka seperti "Ceritakan tentang pengalaman anda dengan..." atau "Bagaimana perasaan anda tentang..." mendorong responden untuk memberikan informasi lebih mendalam.
  3. Mendengarkan secara aktif: Tunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan dengan aktif dan tertarik, seperti, mengangguk, membuat catatan, dan mengajukan pertanyaan lanjutan. Mendengarkan aktif juga melibatkan memberi perhatian penuh pada responden, menghindari interupsi, dan merespon secara empatik.

Etika Wawancara

Etika sangat penting dalam proses wawancara. Beberapa aspek etika yang perlu diperhatikan meliputi:

  1. Kerahasiaan: Jaga kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden. Berikan jaminan bahwa data akan digunakan hanya untuk keperluan penelitian dan tidak akan dibagikan kepada pihak ketiga tanpa izin. Ini penting untuk membangun kepercayaan dan memastikan partisipasi yang jujur dari responden.
  2. Persetujuan informasi (informed consent): Pastikan responden memahami tujuan penelitian dan memberikan persetujuan mereka sebelum wawancara dimulai. Berikan informasi lengkap mengenai bagaimana data mereka akan digunakan, hak mereka untuk menarik diri kapan saja, dan jaminan kerahasiaan.
  3. Menghormati responden: Hargai pendapat dan perasaan responden. Jangan memaksakan jawaban atau membuat mereka merasa tidak nyaman. Etika juga mencakup menghormati waktu responden dan berterima kasih atas partisipasi mereka.

Analisis dan Pelaporan

Setelah wawancara selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis dan melaporkan data, antara lain:

  1. Transkirpsi: Transkrip wawancara dengan akurat untuk memastikan tidak ada informasi yang hilang atau terdistorsi. Transkripsi yang baik adalah dasar bagi analisis data yang mendalam. Proses ini juga memungkinkan peneliti untuk lebih memahami nuansa dalam jawaban responden.
  2. Analisis tematik: Identifikasi tema dan pola dari jawaban responden untuk menemukan makna dan insight yang relevan dengan tujuan penelitian. Teknik analisis tematik melibatkan pengkodean data dan pengelompokan kode ke dalam tema yang lebih luas.
  3. Pelaporan: Tuliskan hasil wawancara dengan jelas dan sistematis, sertakan kutipan langsung dari responden untuk mendukung temuan kita. Pelaporan harus mencakup konteks wawancara, metode yang digunakan, dan analisis yang rinci. Kutipan langsung dari responden dapat memberikan kekuatan dan validitas pada laporan akhir.

Kesimpulan

Untuk melakukan wawancara yang baik dan benar harus mempertimbangkan berbagai aspek, seperti persiapan yang matang, penerapan teknik yang tepat, dan kepatuhan terhadap etika penelitian. Persiapan yang matang mencakup pemahaman tujuan wawancara, mempelajari latar belakang responden, dan memastikan peralatan siap dugunakan. Teknik wawancara yang efektif melibatkan pembangunan hubungan baik dengan responden, mengajukan pertanyaan terbukam dan mendengarkan secara aktif.

Etika wawancara menuntut perhatian terhadap kerahasiaan, mendapatkan persetujuan yang diinformasikan, serta menghormati dan menghargai responden. setelah wawancara selesai, transkripsi yang akurat, analisis tematik, dan pelaporan yang sistematis adalah langkah-langkah penting untuk mendapatkan data yang valid dan mendalam.

Dengan menerapkan metode ini, kita dapat melakukan wawancara yang menghasilkan data berkualitas tinggi, yang mampu memberikan wawasan berharga bagi penelitian ktia. Panduan ini didukung oleh literatur akademik yang luas, memberikan dasar yang kuat untuk setiap langkah dalam proses wawancara. Melalui wawancara yang dilakukan dengan baik dan benar, kita dapat mengungkap informasi yang kaya dan bermakna.

Referensi

  1. Dr. R. A, Fadhallah, S.Psi., M. Si (2021). Wawancara.
  2. Patton, M. Q. (2002). Qualitative research and evaluation methods (3rd ed.). Sage Publications.
  3. Kvale, S. (1996). InterViews: An introduction to qualitative research interviewing. Sage Publications.
  4. Rubin, H. J., & Rubin, I. S. (2012). Qualitative interviewing: The art of hearing data (3rd ed.). Sage Publications.
  5. DiCicco-Bloom, B., & Crabtree, B. F. (2006). The qualitative research interview. Medical Education, 40(4), 314-321.
  6. Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77-101.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun