Mohon tunggu...
John Simon Wijaya
John Simon Wijaya Mohon Tunggu... penulis

✉ johnsimonwijaya@gmail.com IG/LINE/twitter : @johnswijaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Runtuhnya Musik Indonesia

23 Januari 2014   18:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390475030420957491

[caption id="attachment_291643" align="aligncenter" width="558" caption="MTV, sumber: mtv dot com"][/caption] [Judul Panjang: Runtuhnya Musik Indonesia Pasca Bubarnya MTV] Saya termasuk orang yang merasa beruntung karena lahir ke dunia di medio akhir 80-an. Di masa kecil saya masih menikmati booming musik anak-anak dari Joshua hinga Maisy, jadi sebagai anak-anak yang baru tumbuh dan berkembang , saya bersyukur bahwa masa kecil saya terpenuhi dengan normal sesuai kodratnya. Masuk masa remaja saya menikmati era Sheila On 7 dan Dewa di awal bergabungnya Once. Oke saya tidak suka pribadi Dhani dan tidak terlalu ngefans juga dengan SO7. Tapi tidak bisa kita pungkiri bersama bahwa Erros dan Dhani adalah contoh dua sosok yang tidak asal-asalan meramu lirik di lagu-lagunya. Tidak asal njeplak tanpa makna. Setuju? Saya juga ingat betul saat masih SD tidak lupa selalu menyempatkan menonton acara- acara MTV. Beragam dan berkualitas sekali program acaranya, mulai dari MTV Most Wanted, MTV Ampuh, MTV Screen dan lain sebagainya. Ditambah saat itu salah satu acaranya dibawakan VJ-VJ berkelas dan memiliki pengetahuan dunia musik yang mumpuni seperti Sarah Sechan, Jamie Aditya, Alex Abad dan tentu saja Nadya Hutagalung. Bayangkan mereka ini orang Indonesia, dan membawakan acara Internasional dari Singapore. PERKEMBANGAN JAMAN (TERNYATA) TIDAK SELALU SEARAH DENGAN KEMAJUAN PERADABAN Hari ini, perkembangan musik Indonesia sudah semakin memprihatinkan. Pasca bubarnya MTV Indonesia di Tahun 2007,  acara musik di televisi kita semakin tidak jelas nasibnya, sebagian besar hanya disajikan alakadarnya dengan konsep lypsinc. Bahkan acara-acara musik ini malah dipandu oleh host/ MC pelawak yang taste musiknya rendah serta minim pengetahuan dalam dunia musik. Dan yang lebih membingungkan lagi acara seperti ini ratingnya tinggi. Ini membuktikan satu fakta baru bahwa seiring dengan berjalannya waktu, dan bergeraknya peradaban, ternyata tidak serta merta membuat taste manusianya meningkat. Permasalahan ini semakin dipertajam lagi dengan alpanya peran pemerintah melindungi hak intelektual artist baik di dunia permusikan maupun karya seni lain. hari ini musisi mendapatkan uangnya bukan lagi dari jualan CD, tapi harus mengandalkan dari tour dan live show serta bisnis sampingan seperti butik - distro dan lain sebagainya. TANGGUNG JAWAB KITA BERSAMA Apakah kita lupa bahwa di dalam UUD 1945 pada alinea ke-empat saja ada kalimat: // mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia // Adalah tanggung jawab kita bersama untuk membawa Industri televisi Indonesia ini mau jalan ke mana dan mau menjadi apa. Sebagian  besar industri televisi pada era hari ini kebetulan berada di bawah pengaruh Harie Tanoe, Chairul Tanjung dan Aburizal Bakrie. 3 sosok yang murni berlatar belakang bisnis, yang penting uang-uang dan uang. Ketiga orang ini bertanggung jawab besar atas perkembangan generasi mendatang yang cenderung secara sengaja sedang dijerumuskan ke jurang pembodohan bangsa secara sistematis. --- Kita pasti ketahui bersama bahwa, "Penjual narkoba tidak akan mencicipi produk jualannya sendiri." Di saat dunia sudah dipenuhi ribuan Channel edukatif sekelas BBC, Discovery Channel, Nickelodeon, NHK, dan NatGeo. Menurut pendapat anda apakah sosok seperti Harie Tanoe, Chairul Tanjung dan Aburizal Bakrie mengijinkan anak / cucu mereka menonton acara sampah mereka sendiri, duduk bersama di sofa ruang keluarga? __________________ Ilustrasi : www dot mtv dot com John Simon Wijaya © 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun