Mohon tunggu...
John Simon Wijaya
John Simon Wijaya Mohon Tunggu... profesional -

✉ johnsimonwijaya@gmail.com IG/LINE : @johnswijaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pesawat Kepresidenan Dipersiapkan untuk Blusukan

11 April 2014   15:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13971802251509519644

[caption id="attachment_302731" align="aligncenter" width="415" caption="Indonesia Air Force One, sumber : Ilustrasi penulis"][/caption]

Akhirnya Indonesia memiliki pesawat kepresidenannya sendiri, tidak perlu lagi menyewa maskapai Garuda Indonesia. Momen kehadiranyapun menurut saya sangatlah tepat waktu, hadir di saat presiden yang hari ini mau pensiun. Karena seperti yang telah kita ketahui bersama, dari segi fungsi, pesawat ini tentu lebih cocok diperuntukkan untuk presiden yang gemar blusukan, jadi tidak cocok untuk presiden yang hanya gemar mainan twitter dan rekaman lagu.

Blusukan Bukanlah hal yang Istimewa

Blusukan, atau mengunjungi dan melihat rakyatnya secara langsung bukanlah hal istimewa. Seharusnya sudah menjadi kebiasaan natural yang dimiliki oleh presiden di negara manapun dan oleh siapapun itu. Di Indonesia, blusukan menjadi dikesankan istimewa karena tidak lazim dilakukan oleh sosok pemimpin yang cenderung sudah diasosiasikan sebagai “Raja”, bukan lagi sebagai sosok yang tulus melayani rakyat.

Presiden Soehartopun pada era orde baru sering “menyamar” sebagai orang biasa, dengan pengawalan tidak berlebihan tinggal dan mengunjungi rumah-rumah penduduk pedesaan untuk mengetahui suara hati rakyat di level grassroot secara langsung. [1]

Obama sendiri (dan presiden amerika sebelumnya) memanfaatkan United States Air Force One bukan melulu untuk kunjungan internasional , tapi lebih sering untuk trip di negerinya sendiri, mengingat jarak dari Hawaii-Alaska-California- hingga DC dan Florida membentang sejauh lebih dari 10.000 km sendiri. [2]

Mengubah Sudut Pandang Pemerintahan

Boeing 737-800 yang kita miliki ini mampu menjelajah hingga 10.000 km tanpa refueling bahan bakar lagi. Begitu praktisnya jika sungguh dimanfaatkan secara maksimal hingga 7 periode pergantian presiden 35 tahun mendatang. Jarak dari Merauke MKQ hingga Banda Aceh BTJ adalah sekitar 5200 km. Bayangkan, pesawat ini benar-benar mampu memenuhi kebutuhan Presiden terpilih nanti untuk blusukan dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia di hari yang sama tanpa mengisi bahan bakar pesawatnya lagi.

Bisa jadi di November 2014 hingga 5 tahun mendatang kita akan lebih sering melihat wakil presiden yang akan lebih banyak berada di istana negara. Bertemu orang demo, ketemu wartawan dan tamu negara dan lain sebagainya. Mirip dengan yang sudah kita lihat di Balai Kota Medan Merdeka Selatan 2 tahun terakhir ini. Lah presidennya ke mana? Presidennya sudah “menghilang”, Presiden tau-tau hari ini ada di Aceh, besoknya di Tarakan Kalimantan utara, lain hari sudah sampai NTT dan besoknya lagi berada di Merauke mengecek langsung program pemerintah yang berjalan di sana.

Jadi sekali lagi terimakasih untuk pak SBY karena sudah mengupayakan kehadiran pesawat kepresidenan pada waktu dan momen yang tepat. Di sini membuktikan bahwa SBY ternyata aware dengan kebutuhan presiden berikutnya. Coba kita andaikan jika pesawat kepresidenan ini sudah hadir di akhir 2004 misalnya, pasti akan mubadzir karena lebih sering parkir di apron Halim Perdanakusuma.

Tulisan Terkait:

Pemindahan Ibukota Indonesia

______________________

John Simon Wijaya © 2014

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun