Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saling Tuding Mafia Petral

15 November 2015   17:31 Diperbarui: 15 November 2015   17:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hasil audit forensik terhadap anak perusahaan pertamina, petral telah selesai. Menteri ESDM Sudirman Said membeberkan bahwa yang selama ini diissukan tentang mafia di tubuh petral. Tuduhan itu seolah menemui kebenaran dengan selesainya audit forensik terhadap petral.

Tuduhan menteri ESDM tentang adanya mafia di tubuh petral, serta merta mengundang berbagai reaksi. Beberapa kalangan meminta Sudirman Said membuka saja nama-nama yang bermain di tubuh petral. Akan tetapi Mentri ESDM Sudirman Said bergeming, tak mau menyebut pihak yang selama ini menjadi mafia.

Beberapa kalangan justru menuduh Sudirman Said bermanufer dengan menghembuskan issu mafia, tapi tak berani mengungkap nama-nama adalah tindakan pengecut. Menurut penulis, jika memang ada mafia di petral, seyogianya menteri ESDM Sudirman Said, berkoordinasi dengan KPK untuk mengungkap mafia di tubuh petral.

Pengungkapan nama mafia di tubuh petral kepada publik, bukanlah tindakan yang baik, sebab dalam hukum ada praduga tak bersalah. Jika Sudirman Said dipaksa dan terpaksa mengungkap nama mafia di petral maka tindakan tersebut tidak mencerminkan budaya hukum, dapat juga berimbas kepada pencemaran nama baik.

Mari kita tunggu, apakah betul bahwa di petral ada mafia yang merugikan negara? Penulis ragu, apakah mafia yang dimaksud akan terungkap sampai ke pengadilan. Berkaca pada kasus-kasus selama ini tentak maraknya mafia, tak ada satupunyang bisa dibuktikan di pengadilan. Kita sebut beberapa isu mafia, mafia bola, mafia beras, sampai saat ini belum ada yang sampai ke pegadilan. Jangan-jangan issu mafia petral juga hanya hiasan di media, seolah kita sudah memerangi mafia, sementara mafianya entah ada atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun