Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kabupaten Konservasi, Hujan Melanda

26 Oktober 2015   14:47 Diperbarui: 26 Oktober 2015   14:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa hari terakhir, dalam tebalnya kabut asap yang melanda bumi Malinau, sejak hari jumat 24 oktober 2015, sepertinya ada pertanda akan datangnya hujan. Kedatangan hujan ini yang senantiasa ditunggu untuk meredakan gelora asap yang kian pekat. Tapi ternyata hujan hanya hampir turun, walupun sudah diselimuti oleh bunyi guntur, seolah pertanda langit tak kuasa meneteskan airnya. Keadaan ini tidak berubah sampai hari sabtu, hingga ke hari minggu, pertanda datang hujan tetap ada, akan tetapi air dari atas seolah enggan menurunkan kesegarannya.

Disaat bersamaan, tebalnya kabut asap di malinau belumlah setebal kabut asap di riau dan kalimantan selatan, akan tetapi abar berita meliburkan sekolah sampai juga di daerah ini. Entah apa alasan meliburkan sekolah, yang katanya sampai hari ini (26 oktober) sekolah di malinau diliburkan dengan alasan kabut asap. Sementara pendapat saya bahwa kabut asap memang sudah makin tebal, akan tetapi jarak pandang masih 100 -- 150 meter, sehingga belum begitu menganggu proses belajar mengajar. Tapi sudahlah mungkin ada pertimbangan lain, demi menghindari timbulnya penyakit menimpa anak didik.

Jika keadaan seperti datangnya hujan telah berlangsung semenjak hari jumat, berlanjut hingga hari sabtu, dan juga di hari minggu, pertanda datangnya hujan semakin nyata. Ini ditunjukkan dengan hembusan angin yang makin dingin, dan ternyata hujan yang dinanti akhirnya elanda bui malinau tepatnya pada tengah malam, menjelang hari senin. Hujan turun lumayan deras disertai angin kencang, dan juga gemuruh guntur menggelegar. Sampai subuh hujan turun walupun hanya gerimis.

Setelah saya cek alat pengukur curah hujan, ternyata curah hujan turun sebanyak 15 mm, akan tetapi sudah cukup untuk mengusir kabut tebal di bumi malinau. Semenjak matahari terbit, seolah dia tersenyum merekah, karena beberapa hari terakhir matahari sulit terlihat, kali ini dia begtu gagah menyapa "selamat pagi malinau". Ternyata di siang hari tadi hujan juga melanda malinau kira-kira pukul 12 wita, dan jumlah curah hujan 20 mm, semakin menambah riuh segar suasana.

Semoga dengan turunnya hujan di malinau, menjalar ke seluruh negeri, terutama yang terkena kebakaran lahan dan hutan, supaya hiru-pikuk akibat bencana ini segera berakhir. Semua itu kita pasrahkan kepada sang Khalik, untuk memberi yang terbaik bagi kta semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun