Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)

9 Februari 2010   14:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:00 2441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN (LPJ)

Hari ini tepatnya taggal 9 February 2010, kami mengadakan rapat dalam rangka laporan pertanggungjawaban panitia natal 2009.Memang agak aneh rasanya natal telah dilakukan lebih dari 1 bulan yang lalu (tepatnya 19 desember 2009).Tetapi itulah memang kenyataannya karena berbagai hal, LPJ baru bisa disampaikan oleh panitia pada hari ini.

Dan memang pada hari-hari sebelumnya setiap kali ada undangan rapat tentang jemaat selalusaja yang hadir hanya segelintir orang, entah karena mereka lupa atau segaja melupakan sehingga yang hadir hanya segelintir orang saya kurang tau.

Pada acara LPJ tersebut dibahas berbagai hal yang telah dilakukan panitia dari dana yang terkumpul dan pengeluaran dana kami bahas secara baik, dan ternyata dalam LPJ tersebut masih ada kekurangan dana sebesar Rp960.000,-.Menanggapi hal ini masing-masing mengeluarkan ide, dan memang ide itu semuanya cemerlang, tapi kadang kurang mendidik.Memang begitulah adanya, sehingga satu ide dapat dibantah ole hide lain sehingga suasana jadi hidup, karena ide yang membantah juga cukup cemerlang.Kadang dalam hatiku bergumam “ide cemerlang belum tentu berguna”.

Keluarlah sebuah ide dimana dana itu akan di ambil dari khas jemaat (anggota gereja).Sepertinya ide ini cukup baik dan sangat mudah dalam penerapannya, tetapi muncul pandangan dari sebagian besar anggota yang hadir, bahwa ide ini agak riskan karena akan menjadi pembicaraan jemaat yang tidak hadir di kemudia hari.Sehingga muncullah ide dengan membuat bazaar, tapi ini juga sangat riskan mengingat kekurangan dana merupakan utang yang harus segera dibayarkan.

Mengingat pertimbangan itu, saya cetuskanlah ide, bagaimana kalau kekurangan dana itu kami bicarakan dalam ruangan itu saja dan tidak perlu dibawa lagi keluar.Maksudnya kekurangan biaya itu ditutupi oleh anggota yang mengikuti rapat, dengan catatan member dengan suka rela sampai kekurangan dana terkumpul…. Dan ternyata langsung ada beberapa tanggapan yang cukup membanggakan dengan memberikan uang dari kantong pribadi.Tapi ide ini juga tidak serta merta diterima, karena ide berikutnya muncul bahwa biaya akan dibagi rata oleh panitia.Ide ini juga sangat tidak bersahabat mengingat panitia yang hadir juga hanya beberapa gelintir orang saja, sehingga kembali ke ide saya tadi, dan terkumpullah uang yang dimaksud.Setelah kekurangan dana terkumpul muncul lagi ide yang mengatakan, sudahkah semua seksi di tanyakan apakah ada dana yang tersisa dari setiap seksi? Dan yang bersangkutan mengatakan bahwa dana di bawah seksi yang di koordinirnya tidak seluruhnya habis digunakan.Dan kamipun sepakat mengatakan bahwa ada atau tidak ada dana sisa di setiap seksi sudah terlambat untuk memasukkannya ke dalam laporan pertanggungjawaban.Sebab laporan pertanggungjawaban telah di bahas satu persatu sehingga biaya yang tersisa yang masih dipegang orang per orang di dalam seksinya dianggap telah terpakai seluruhnya.

Mengapa saya mengeluarkan ide seperti itu?Pemikiran saya sederhana, bahwa bila kekurangan biaya sampai diumumkan lagi di acara ibadah dan kekurangannya diambil dari khas, akan muncul riak-riak kecil yang mempertanyakan kekurang efektifan panitia, karena kadan orang yang tidak ambil bagian dalam pesta biasanya akan lebih mudah berbicara perntang panggung.Demikianlah laporan itu ditutup dan selesailah laporan pertanggungjawaban panitia natal 2009, dan telah dibubarkan…………

SALAM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun