Mohon tunggu...
John Rubby P
John Rubby P Mohon Tunggu... Penulis - Planter yang selalu belajar

PLANTER............

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat Politisi Lupa Ingatan

17 Juni 2014   23:09 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini bukan bermaksud menyudutkan capres tertentu, sebab saya adalah golput di pilpres 9 juli mendatang.  Kog bisa?  ya, saya tdak terdaftar sebagai pemilih dipilpres nanti, sebabnya saya berada jauh dari domisili KK dan KTP saya saat ini.

SEBELUM PILEG 2014

Politisi PKS dan PPP Fahri hamzah dan Ahmad Yani, sama-sama kompak ingin membubarkab KPK.  Argumrntasi beliau sangat menggugah pikiran nakal saya, seolah begitu meyakinkan dan mengagumkan dengan berbagai macam alasan dan argumentasi.  Beliau-beliau mengatakan bahwa tugas pemberantasan korupsi harus dipercayakan hanya kepada kejaksaan dan polri.  Sebagai orang awam dibidang hukum tentu pikiran nakal saya seolah memihak kepada pola dan cara pandang mereka, yang membuat keyakinan saya menoleh sejenak apa pentingnya KPK.  Ahmad Yani politisi PPP lebih santun dalam menyampaikan kritiknya, berbeda dengan Fahri Hamzah politisi PKS yang sangat berapi-api menyampaikan gagasan besarnya.  Kebetulan saat itu lagi panas-panasnya penangkapan presiden PKS akibat terlibat korupsi daging sapi.  Beluai bersuara lantang seolah menantang badai, bahwa omongan beliau akan meninabobokan seluruh rakyat indonesia, dan akan mendukung beliau untuk wacana pembubaran KPK.  Menurut beliau KPK hanya pencitraan dengan hanya menyadap dan menangkap tangan para koruptor kelas teri, sedang kelas kakap KPK seolah tan menyentuhnya.  Pikiran nakal saya saat itu kembali diputar, apa iya korupsi sebesar impor daging sapi masih kecil alias kelas teri? wah berarti bagi beliau itu terlalu kecil walau bagi saya orang awam sangat WOW... Bahkan untuk menguatkan argumen beliau, suatu ketika waktu debat di TVOne beliau berkata, bahwa seandainya beliau diberi kepercayaan menjadi RI-1 beliau akan membubarkan KPK dan akan membabat habis para koruptor, dan... saya tergelitik saat itu dibuatnya yang tadinya kagum jadi kurang respek, apa iya fahri hamzah mampu membabat koruptor, sedangkan presiden partainya korup dibela mati-matian.

SETELAH PEMILI LEGISLATIF 2014

Tersebutlah 3 poros utama pasca pilek Jokowi, Prabowo, dan ARB.  dan adapula wacana berkoalisinya partai islam.  Seandainya partai islam berkoalisi sudah barang tentu lebih dari cukup untuk mengusung capres dan cawapres.  Ternyata PKB sudah duluan berlabuh dengan PDIP, dan PAN ke gerindra, jadilah 2 poros yaitu JOKOWI dan PRABOWO.  PKS akhirnya bergabung ke prabowo.  Sampai saat ini judul tulisan saya belum nyambung dengan isi ya.   Nah disinilah keanehan mulai terjadi, visi dan misi Prabowo-Hatta adalah memperkuat KPK dengan menambah anggaran dan menambah penyidik KPK.  Nah kegenitan berfikir saya seolah diguncang oleh 2 politisi yang saya bahas tadi, bagaimana mungkin orang yang berwacana akan membubarkan KPK mau dan membela Caprer-Cawapres yang akan memperkuat KPK, logika nakal saya tak bisa menerima orang yang berkata dan bertindak lain. ibarat pepatah lain din bibir lain di hati.  Seyogianyalah mereka berfikir sebelum mengeluarkan pendapat karena di negeri ini masih banyak orang yang tidak pikun, seandainya mereka memegang pepatah orang sumatera utara tepatnya orang batak "jolo nidilat bibir asa nidok hata", yang artinya kira-kira berfikir dulu sebelum mengeluarkan omongan.  Mungkin beliau-beliau itu adalah politisi yang sudah pikun, maklum sudah banyak berbohong sehingga kepikunannya seolah harus kita maklumi, atau apa saya yang salah dengar, salah tulis atau...? akh, aku hanya menuliskan saja bagi yang ingin menaggapi serius dan tidak serius itu bagian dinamika kehidupan.

salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun