Mohon tunggu...
John WP
John WP Mohon Tunggu... Konsultan - New Chance New Opportunity

Happy with new chance and new opportunity, always self explore for new experiences and easy going. Aviation Lover and safety and security concern Like for managements system and business method

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bahasa Kehilangan Jati Diri

12 Maret 2018   14:50 Diperbarui: 12 Maret 2018   15:09 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pati 9 Maret 2018

Indonesia "Bahasa Kehilangan Jati Diri"

Mengapa? Karena bahasa sudah tidak lagi diperhatikan oleh masyarakat Indonesia baik mulai dari golongan kecil hingga golongan atas, para pendidik mungkin sudah lupa bagaimana mengajarkan Bahasa Indonesia yang bail dan benar, Penerintahan mulai dari sektor bawah hingga atas juga tidak memeperhatikan, pengamat juga belum sempat, sastrawan/i juga sibuk dengan aktivitas dan kebutuhan masing-masih, sehingga hal yang terkesan kecil dan sepele seperti ini sering justru disepelekan, padahal orang luar Indonesia dengan susah payah dan ber tahun-tahun mempelajari bahasa Indonesia.

Contoh kecil, simole dan sepele adalah yang sering kita lihat di lingkungan kita sendiri, SPBU kecil ditulis besar dan semua tulisan dan namanya adalah "PERTAMINI" mungkin dari pemikiran yang membuat tulisan awal adalah bahwa itu produknya Pertamini tapi mesinya kecil  beda dengan yang di SPBU pada umumnya makanya disebut kecil/mini, lalu mengapa yang di besar di SPBU kok ridak disebut "PERTABESAR?" Ini pertanyaan yang simple mudah namun sulit dijabarkan, apalagi jika yang bertanya adalah anak kecil usia antra 3-6 tahun seperti yang saya alami beberapa waktu lalu ditanya oleh anak kami yang berusia 3,5 tahun dengan pertanyaan: Pak, kok itu tempat bensin disitu namanya Pertamini tapi yang di sama namanya SPBU? Kan sama jualan bensin Pak..?

Mendengar pertanyaan itu saya terdiam sejenak sambil berpikir, apakah ini bahasa Indonesia atau bahasa pedagang? Setelah menjawab pertanyaan anak kami dengan sedikit menjelaskan namun ada rasa penasaran dan terlihat belum puas dengan jawaban saya, dengan penuh asumsi anak kami diam dan justru mengalihkan ke hal lain.

Saya merenung dan berpikir, ini yang tanya orang Indonesia dan anak sendiri, bagaimana jika yang tanya orang asing atau bukan orang Indonesia..?

Sepertinya jawabanya ada pada Bapak-Ibu pemangku jabatan pendidik, permerhati pendidikan san para Profesor Sastra.

Mari kita jaga dan lestarikan Bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah dan maknanya agar lestari dan memiliki "Jati Diri"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun