Mohon tunggu...
Joni Setiawan
Joni Setiawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Mau Mereka Sebenarnya?

15 Mei 2016   23:26 Diperbarui: 15 Mei 2016   23:44 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak pulang ke kotamu untuk menengok almamater tercinta. Ada apa dengan kampus kita? Aksi mahasiswa, Hmm..jadi teringat di masa itu kita jalan bersama dari kampus menuju titik nol Yogyakarta. Aku, kamu, kita pernah melewati itu. Kita berjuang bersama  untuk Indonesia.

Kekinian sistem informasi membuatku tetap dekat dengan almamater tercinta. Kabar terkini kampus ada setiap waktu. Bagaimana denganmu? Ada hashtag berseliweran, timbul pertanyaan "apakah kampus baik-baik saja?" Ku-browse berita, tanya teman se-angkatan, baca di mail list..kudengar juga dari temen seperjuangan, makin ingin kutahu apa mau mereka sebenarnya?

Kalau dulu kita turun ke jalan, memperjuangkan hal yang jelas mesti diperjuangkan untuk kepentingan orang banyak.. sekarang, apakah yang menjadi tuntutan-tuntutan mereka? Atas nama siapa mereka menuntut itu? Tidakkah lebih baik jika semua berjalan bersama, berjuang bersama, saling mengawal untuk mencapai tujuan almamater tercinta? Yakinkah mereka dengan apa yang mereka perjuangankan? Ada baiknya direnungkan lagi untuk menggunakan kata-kata rakyat, kerakyatan, keringat para pendiri kita..kata-kata itu sakral, tidak bisa digunakan secara serta merta untuk sebuah alasan menggiring massa.  

Benarkah mereka berjuang untuk rakyat? Atau apakah perjuangan itu berujung untuk kepentingan mereka sendiri? Aksi menuntut UKT, hasilnya..lari-larinya untuk mereka juga. Mengapa mereka menggoyang isu ini seolah-olah institusi menentukan begitu saja besaran dan tidak ada ampun bagi yang kurang mampu secara finansial? Dialog telah dibuka, bahkan dari yang kubaca ketetapan tentang UKT sudah ada sebelum aksi mereka. Apa mau mereka sebenarnya?

Hal menarik lainnya tentang bonbin, ada cerita menggelitik dari seorang teman. Seorang mahasiswa aksi tidak setuju bonbin dipindah ke lembah karena lembah bakal ramai pengunjung kebun binatang (Gembira Loka). Tertawa lepas mendengar cerita itu, seperti puluhan tahun yang lalu aku, kamu..kita tertawa lepas saat cerita hal-hal ringan sampai serius di bonbin itu (baca: kantin di antara Fakultas Sastra dan Psikologi). Romantisme bonbin lekat di hati kita. Tapi kenapa dipindah? Zaman telah berubah. Kita menyadari itu, perubahan itu sulit bagi mereka yang ada di dalam comfort zone.

Ada cerita dari obrolan dengan teman-teman, salah satu alasan mereka menolak relokasi karena jauh, tidak bisa ngecengin cewek idola (jadi ingat seorang teman yang nembak pacar di tengah kerumunan bonbin). Well, balik lagi..penolakan itu berujung ke mana? Ya, kembali ke mereka. Kenyamanan, keasyikan versi mereka. Mereka memikirkan keinginan mereka, tapi mengkritisi dengan embel-embel "atas nama rakyat"..

Cobalah berpikir luas dan melihat dari tempat yang lebih tinggi.. melakukan sesuatu yang lebih baik untuk almamater tercinta.

Sudahkah mengawal teman-teman mereka untuk jujur dalam bertindak, sopan dalam  berperilaku dan menyampaikan pendapat? Bicara kejujuran mesti konsisten di mana pun, dan pada siapa pun.

Semakin menarik mengikuti kabar almamater, semakin terusik hati untuk menulis ini. Tidak ada desakan, ancaman apalagi pesanan. Nggak muluk-muluk sih, semoga calon pemimpin-pemimpin masa depan ini bisa melihat persoalan dari tempat yang lebih tinggi (helicopter view) untuk memahami situasi dan melihat pada gambar yang besar, tidak terbatas pada sekelumit kecil saja, untuk kepentingan yang berujung pada diri sendiri. Tidak merasa dewa, memutarbalikkan fakta untuk kepentingan mereka sendiri.

Kita Gadjah Mada!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun