Akhirnya Claypun bisa menerima dan membukakan pintu rumah. Malam itu saya dan Clay tidur harus terpisah. Sebelum berangkat ke rumah sakit keesokkan harinya semua pakaian, dan berbagai peralatan lain yang saya pakai dicuci bersih.
Setibanya di UGD, beberapa indikator pemeriksaan yang harus saya jalani sebelum masuk ke ruang isolasi transit adalah pengukuran suhu, tekanan darah, saturasi oksigen, selanjutnya pemasangan infus.
Sekitar tiga jam berada di ruang isolasi transit selanjutnya saya dibawa ke ruang isolasi yang berada di lantai dua sal Yerikho. Bahagia rasanya karena kami bertiga menjalani isolasi bersama dalam satu kamar.
Aktivitas yang dilakukan selama 14 hari sejak kami mengalami gejala terpapar Covid-19 adalah fokus untuk pemulihan dengan menimba banyak pengalaman, baik melalui doa bersama, cerita- cerita lucu, sharing, membaca beberapa buku seperti Alkitab, Rome Sweet Home, 40 Signs Of Life karya Scot Hahn, dan Sukacita Yang Abadi dari Gary Smalley.
Selain obat, salah satu kekuatan terbesar yang bisa mengantar kami bertiga hingga pulih setelah melewati tahapan pemeriksaan seperti foto torax, pengambilan sampel darah, dan Swab PCR adalah kutipan dari ayat Kitab Suci dari Amsal 17:22 yang isinya : Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Ayat ini sangat kuat pengaruhnya dan selalu mengingatkan saya pada pesan yang disampaikan oleh alm. dr. Trihardjo Saelan mantan direktur RS Reksa Waluya pada saya bulan Desember 2015. Pesan yang termaktub dibalik ayat tersebut kepada saya sdalah bahwa merawat asa, harapan itu sangat penting.
Berkat pesan bijak dari Amsal 17:22 selama berada di RS kami tetap gembira.Hal ini ditunjukkan dengan beberapa aktivitas yang menghibur seperti menari Ja'i yakni tarian khas dari tempat asal kami Ngada Flores, tarian Tobelo, dan gerakan lain untuk melenturkan otot dan saraf.
Seberapa pentingkah harapan itu ? . Harapan membantu kita untuk mengambil langkah-langkah positif yang dapat membawa kita ke hasil yang positif juga. "Harapan yang keliru dapat menuntun kita ke arah pilihan-pilihan yang berlebihan dan pengambilan keputusan yang keliru” demikian kata Jerome Groopman dalam buku "The Anatomy of Hope".
Ketika memiliki harapan sebenarnya kita sedang mengubah perspektif kita atas sakit dan penyakit sebagai kesempatan agar bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik . Harapan menolong kita untuk senantiasa melihat sisi baik dari segala sesuatu termasuk sakit sehingga membantu kita merasa senang, tidak putus asa dan memiliki keadaan mental yang baik.
Melalui kisah ini kami juga mengirimkan pesan kepada sesama yang mungkin sedang menjalani isolasi karena Covid-19 dimanapun tempatnya untuk tak henti-hentinya membangun harapan sehingga terbangun imun tubuh yang baik guna mempercepat proses penyembuhan.Memiliki harapan sebenarnya juga kita sedang membangun daya tahan yang baik sehingga secara psikis bisa melahirkan energi positif yang sangat berguna demikian kehidupan yang lebih baik.Pokoknya harapan itu membuat kita merasa bahagia.
Pelayanan prima dan profesional dari pihak RS seperti dokter, perawat, petugas kebersihan, petugas laundry yang didasari semangat kasih juga sangat mendukung dan mempercepat proses penyembuhan kami bertiga.
Spesialis ungkapan terima kasih kami sampaikan untuk dokter Winda ketika saya sedang menulis ini tiba-tiba datang ke rumah membawa Yakult 20 botol, dokter Ida Direktur RS Reksa Waluya, dokter Yunika Sp.A, dokter Andry Sp.P, dokter Ikhwan Sp.Pd, para perawat di UGD, Daniel cs, perawat di ruang Isolasi, Antin, Nazar, Radea, Niko, Wayan, Nia, Nina, Endah, Sutin, Loys, Lirta, dkk. Petugas Kebersihan, mas Agung dan Mas Ketut.