Suatu kesempatan saya bertemu beberapa orang yang memang sudah terbiasa dengan pekerjaannya.
Hari itu saya mengantar saudara yang akan berangkat dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado menuju Jakarta. Bandara Sam Ratulangi menjadi pintu gerbang melalui udara bagi mereka yang akan datang atau meninggalkan Manado Sulawesi Utara. Bandara ini memang mengalami kemajuan dan perkembangan pembangunan sehingga menjadi bangunan terminal yang mentereng seperti sekarang ini. Walau sekarang sudah terasa sempit karena perkembangan penumpang yang tiba dan berangkat melalu Bandara mengalami perkembangan lebih cepat dari yang diperkirakan. Dibangun oleh pemerintah kemudian pengoperasiannya diserahkan kepada PT. Angkasa Pura I (Persero).
Setelah menurunkan bagasi dari mobil, beberapa porter mendekat dengan senyum ramah menawarkan jasa untuk mengangkat bagasi ke dalam terminal keberangkatan. Atas permintaan saudara yang saya antarkan, saya menanyakan kepada seorang porter, berapa ongkos untuk mengangkat 2 (dua) buah bagasi ini. Sambil tetap tersenyum ramah namun tangkas mengangkat bagasi, dia menjawab: "Terserah saja. Ongkos jangan terlalu dipikirkan. Ayo mari kita masuk untuk check-in".
Pagi itu penumpang yang akan berangkat memang banyak, Maklum baru selesai liburan Natal dan Tahun Baru sehingga saat ini mereka pada pulang ke tempat kerja atau tempat tinggal mereka. Sang porter mendahului kami untuk masuk ke pintu pemeriksaan X-Ray sebelum chek-in. Oleh petugas AvSec (Aviation Security) saya tidak diperkenankan untuk masuk karena tidak memiliki tiket untuk berangkat. Sewaktu ditanya oleh petugas AvSec memang saya mengatakan bahwa saya hanya sebagai pengantar. "Pak yang boleh masuk hanya calon penumpang pesawat yang dibuktikan dengan tiket atas namanya atau orang lain yang mempunyai tanda pengenal yang dikeluarkan oleh otoritas Bandara", kata petugas AvSec menambah penjelasan. Sayapun mundur dari antrean. Sang porter sempat mengatakan: "Jangan kawatir, pak. Saya akan melayani saudara bapak dengan baik".
Kurang lebih 45 menit kemudian, saudara saya dengan porter keluar lagi dari ruang keberangkatan dan menemui saya yang sengaja menunggu di luar. "Masih ada waktu, jadi saya mengucapkan terima kasih atas bantuan dan pelayanannya" kata saudara saya. Kemudian dia menceriterakan bagaimana sang porter tetap membantu dan menemaninya sampai selesai check-in. Di Bandara ini memang porter bisa menemani calon penumpang sampai di ruang chek-in, tetapi yang melakukan check-in tetap dan harus si calon penumpang. Porter hanya sebatas mengangkat bagasi yang akan ditimbang. Pelayanan sang porter sangat berkesan bagi dia, sehingga dia dengan senang hati menyelipkan selembar uang warna merah untuk diberikan kepada sang porter.
Akhirnya kami berpisah di depan petugas AvSec tadi. Dia masuk karena sudah ada panggilan masuk ke ruang tunggu. Suasana antrean calon penumpang sudah tidak ada lagi alias sepi. "Pak, mohon maaf ya, kalau tadi bapak tidak saya ijinkan untuk masuk. Kami hanya menjalankan aturan untuk keamanan dan keselamatan penerbangan" kata petugas AvSec sebelum berlalu dari depan pintu masuk ruang keberangkatan. Kami pun bersalaman dan sang porter pun ikut bersalaman.
Dari kejadian ini, kita dapat memetik hikmah dan belajar bahwa sang porter dan petugas AvSec mencintai dan telah menjalankan tugasnya secara profesional di bidang pelayanan jasa (sebagian dari pelayanan jasa di Bandara). Saya menaruh rasa hormat atas senyum dan keramahan sang porter dan atas ketegasan dan keramahan petugas AvSec. Kita harus bersyukur dan tetap semangat. Kalau bukan kita yang menghargai dan menghormati petugas-petugas ini, siapa lagi ........ Dan marilah kita menjadi warga negara yang baik dengan mengikuti aturan yang berlaku, khususnya di Bandara. Semoga .......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI