Mohon tunggu...
John Simon Wijaya F1
John Simon Wijaya F1 Mohon Tunggu... profesional -

Architect,Traveller,F1Writer // personal message: johnsimonwijaya at gmail dot com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

F1 di Mata Hollywood

24 Januari 2014   17:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390560387687464582

[caption id="attachment_317959" align="aligncenter" width="275" caption="James Hunt dan Niki Lauda, sumber : hollywoodvshistory dot com"][/caption]

Kebetulan beberapa hari yang lalu saya baru menyempatkan diri menonton "Rush" (2013), sebuah film drama semi-dokumenter, rekonstruksi sejarah yang merangkum rivalitas Niki Lauda vs James Hunt bersetting 1976.

Niki dan James sendiri ternyata memang sudah berseteru sejak bertemu pertama kalinya di kelas Formula 3. Tetapi inilah sisi menariknya, walaupun saling membenci dan saling ingin mengalahkan saat di trek, tetap saja mereka merasa sebagai sahabat saat di dunia luar. Justru kehadiran satu sama lain dapat dimaknai sebagai peluru motivasi dalam mengejar segala prestasi kehidupan.

Bagi dunia F1, baru kali ini ada film non fiksi yang benar benar digarap serius untuk menggambarkan kehidupan sosok pembalap F1 sesungguhnya. Secara umum film ini tidak sekedar menghadirkan aksi balapan dan urat saraf di luar trek khas dunia F1, tapi juga membagikan berbagai nilai-nilai kehidupan.

RIVAL ABADI

Selain Niki Lauda vs James Hunt, Dalam kehidupan nyata kita terkadang menemukan rival pribadi kita. Entah teman satu sekolah, teman satu almamater kuliah, atau rekan kerja seumuran.

Diakui atau tidak, sebagai manusia kita memang diciptakan untuk selalu berkompetisi. Terkadang kita dalam posisi berteman dengan rival, tetapi persahabatan itulah yang membuat kita selalu mengupdate informasi dan selalu tertarik untuk saling membandingkan diri. Selalu tidak terima dengan pencapaian kesuksesan yang sudah ditorehkan rival kita.Tanpa disadari justru inilah yang membuat hidup kita lebih seru dan selalu berwarna.

Jadi bagaimana? apakah anda sudah menontonnya?

Bagi saya pribadi, secara kualitas akting, plot cerita dan scene editing, film Rush memang mengagumkan. Tapi tetap saja masih belum mengalahkan drama live race Interlagos 2008, di mana Lewis Hamilton berjuang merebut gelar juara dunianya di tikungan terakhir dan seri terakhir. Gelar juara dunia yang sempat dinikmati Felipe Massa selama 30 detik.

____________________

Mungkin anda tertarik membaca:

F1 Indonesia, Sirkuit Mana Saja Kandidatnya?

F1 | Umum

_____________________

John Simon Wijaya © 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun