Capt John Brata Juru Terbang Polri
Sebelum pandemi saya sudah  menulis dimRubrik Kompasiana ini. Kurang lebih sudah 340 artikel.Tetapi sejak pandemi ini hidup mau tidak mau berubah. Berubah jadi malas. Jadi buntu pikiran.Gak tau  mau apa ?  Yang namanya kondis[ " se tey et home " jadi serba salah.Sebetulnya gak mesti begitu. Tapi  perubahan hidup , tepatnya sih perubahan kondisi menimbulkan pengaruh juga.Ya misalnya kita biasa bergerak,pergi sana sini ,biasa ketemu para sohib , keluyuran sini sono  pas harus stop. Pokoknya kata orang Jabar kita harus "ngajedok di imah " stay at home.Ya kalo kita mau selamat dari paparan sang covid yang gak tau malu singgah dinegara kita.Â
Kita gak perlu darimana datangnya. Mau dari China mau dari Amerika ,ya hanya Gusti Allah yang bisa jawab ! Si covid  ini gak punya surat identitas seperti KTP atau Pasport'! Brengseknya lagi gak kelihatan ! Ya kalo bentuknya seperti lalat bisa kita keplok. Jahanamnya, maaf kata kasar, dia tanpa permisi menyebabkan orang susah bernapas. Dunia kita kan isinya antara lain Oksigen tapi kok bisa bisa nya orang harus bernapas pakai  "ventilator" bila mau selamat. Bila Venti aza sih para lelaki senang banget ! Bernafas ditemani atau lewat Neng Venti ! Hahahaha ! Tapi si venti plus "tor" bayarnya lebih gede dari Neng Venti !
Ya ikut turuti protokol kesehatan ,PPKM dan segala aturan yang dikeluarkan Pemerintah.Gak usah dicari di pasas KUHP apalagi di UUD 45 !
Akibat dari kondisi itu ,saya bicara khusus bagi diri "dewek" selain bengong ya nonton apa yang dipapar di TV.Jadi "ediks" WA WA an.Ha ha hihi baca  banyolan , pepesan kosong, politik, WA orang orang yang suka jelek jelekan pejabat .Juga penjahat.Hepy banget bila ada Yg ditangkap KPK.Kasus korupsi.Jaman now
  disebut gratifikasai itu,zaman dulu yang gak kala kala amat, ya zaman Orba gitu, hal beginian suap itu biasa,GPP bahkan separuh dianjurkan ! Coba aza bila ada kantoran yang gak ada apa apanya si Bos atasan pasti komen : gimana usaha swadaya kamu ! Gimana relasi kamu dengan lingkungan.Masa sih furniture aza gak ada yang bantu ??
Hahahahaha. Cuma zaman dulu bila pejabat mau terima gratifikasi ,sebutan suap zaman now, gak bakal kena OTT. Biasanya tanya nomor kendaraan yang dipakai terus jangan tutup bagasinya dan "jebluk" dilempar beberapa gepok ribuan atau dollaran !
Itu zaman baheula !
Wah muuuaf saya sudah ngelantur dari topik tulisan nih.Ya maaf ini juga akibat kondisi se tey et hom ! Hahahahaha lagi !
Saya mau tulis karena prey gak nulis nulis ternyata saya sdh diperesona gratakan dari Kompasiana..Kudu pakai akun baru.Untung ada cucu orang lain yang bantu.Maklum saya kan gaptek !
Ini mungkin urusan Bang Pepi Nugraha baca yng nulis ini sudah aki aki lahir tahun 1941.Disangka sdudah di lock down di neraka atau disurga.Ya kemungkina  tempat aye sih surga lah !
Saya mau cerita dulu kisah saya juru terbang Polisi. Tahun 66 bersama 4 teman saya joint penerbangan AKRI [jaman orba Polisi mauskABRI]. Mujur termasuk generasi kedua.Sementara Senior kami sudah jauh beda.Kami Perwira Pertama, beliau beliau sudah Pamen semua. Untung sekali. Artinya beliau beliau sudah kurang suka terbang.Jadilah pesawat pesawat itu "milik" gebetrasi baru. Pesawat Polisi waktu itu biar kuno , ya memang saat itu hampir semua pesawat kuno.Buatan saat teknologi belum hebat ! Mesinnya "piston
".Gampangnya mesin torak. Bahan bakar Avigas octane diatas 100. Polisi punya jenis mesin tunggal Cessna 180 .Punya Aero Comander
500/560 .Punya pesawat Amphibi Grumman Mallard ,kakaknya Grumman Albatros milik ALRI, punya Beechraft Super H 18 .
Setelak sekian jam ditrainingpara Senior maka pesawat pesawat ini "milik: para junior artinya saya dan teman teman.Sebagai juru terbang muda ya hepi hepi lah kami.Tiada hari tanpa mengudara.Bukan ngawur sebab jatah bahan bakar harus habis pada sekian waktu tertebtu,Bila tidak dihabiskan kwartal atau tahun berikutnya bisa dikurangi.Itu aturan jaman dulu lho.Jaman now beda kaleee !?
 Kemana saja pasti pakai pesawat  terbang. Seperti Onasis.Tapi jangan disanka ngawur.Kami tugas selalu dilengkapi surat perintah ! Surat perintah saya siapkan .Kan saya Perwira Operasi.Yang ttd tentu Komandan.
Nah ini bedanya dengan teman teman yang rezekinya terbang di airline. Malahn tahun tahun itu Maskapai Penerbngan cuma Garuda
dan Merpati.Plus penerbangan charter.Manda Airline dan Sempati dan punya Kostrad belakangan muncul.
Saya mau bercerita tentang para Senior.Maaf bukan menjelek jelekan apalagi beliau beliau sudah wafatsemua.Tetapi mereka yang dulunya sudah lahir sebelum RI Merdeka dan mengalami pendidikan lama , bermodal berani .Kadang kadang terbang tanpa peta tanpa check weather.Asyik .Aviation rule juga belum ketat.Kalangan penrbangan masih sempit.Pilot dengan ATC Air Traffick Control saling kenal.Akrab lah. Jadi jangan kaget bisa terjadisesuatu apalagi yang berbau kurang pantas pasti beritanya akan viral seperti zaman sekarang.
Kerjaan juru terbang Polisi selain bantu ngatur LL angkut VIP juga SAR dan menerjunkankan prajurit prajurit yang dituntut memiliki kualifikasi peterun.{Dulu Penerjun tapi katanya menurut tata bahasa Peterjun .Ya suka suka ahli bahasalah !
JUangan kaget juru terbang Polisi dan juru terbang ABRI{ saat itu} biasa bawa penumpang yang take off bersama tapi gak dibawa landing,Ya karena penum quickpangnya keluar pesawat saat diatas.Â
Saya punya pengalaman pribadi.Suatu saat saya Copiloting Seorang senior dalam tugas penerbangan dropping peterjun dilaut disekitar Pulau Monyet  dekat Pulau Edam. Dulu Pulau Edam check point bila mau medarat di Kemayoran.Juga Bandara Sukarno Hatta Cengkareng .
Pesawat yang dipakai Grumman Mallard bermesin dua. Jumlah peterjun 10 orang.Dua 'sip" .Sip pertama lima Ok.Persis saat akan dilaksanakan "si[" kedua Senior sya yang saya.sebutb aza berrnama Tono Amboro { beliau sudah wafat } tanya saya : kamu sudah pernah terjun dilaut. Sy jawab : sudah Pak ! Cerita berlanjut. Kata Senior TA : wah saya belum ! Saya mau terjun ! Lalu dia panggil Jump Master yang bernama Bachtitar Serma { kalo gak lupa} ." Tiar kamu bawa payung serep ? Dijawab : ada Dan !
"Bawa sini .saya mauterjun !"
Wah gila nih nanti pesawat yang mendaratkan siapa ? Dalam hati saya sebeb sy belum dilepas jadi Captain dipesawat ini.
"Ya kamulah bawa nih pesawat mendarat!" Â Gila bener. Nih.
Jebluk terjunlah senior saya dilaut.
Saya pindah ke seat kiri.Captain kan duduknya dikursi kiri. Saya panggil Serma bachtiar utk duduk diseatkanan. Jadilah saya bertugs sebagai supir taksi cadangan. Landing No Problem.Yang jadi problem pertanggungan jawab saya kepada Komandan .Bener sekali saat saya "taxy" mendekati hangar tampak Komandan bertolak pinggang melihat saya parkir. Begitu turun dari oesawat langsu
Komandan teriak : siapa yang release kamu terbang pesawat ini? Saya jelaskan tadi yang terbang Pak TA tapi beliau ikut terjun dilaut,Saya diperintah bawa pulang pesawat !
Hahahaha sama sama Senior gak komen kelakuan kawannya. Selamatlah saya dari hukuman.Tapi ada rewardnya.Saya langsug direle
ase sebagai Captain.Cuma sayang kebijaksanaan pimpinan diatas MABES pesawat tersebut ditukar dengan pesawat baru dan dibawa ke negara si JoeBiden !
Kebetulan saya itu suka terbang.Maka apa yang dimiliki Penerbangan Kepolisian saya terbangkan.Belakangan zaman saya kami dapat mendapatkan hibah Aero Commander 680 HP yang bawa saya crash landing di rawa rawa selatan Palembang,Hibah dari Pertamina.Cessna 402 sitaan pembawa ganja di Bali,.
Belakangan ada sebuah esawat Piper Cheyene Turbo Twin Engine.Sayang pesawat trsebut crash menabrak bukit di Jonggol saat.memgikuti
fly pass formation flight pada event 5 oktober.
Jaman now peraturan hukum penerbangan Aviation Law sudah dilaksanakan dengan baik.Penerbang Polri semua memiliki Civil License dan harus mematuhinya.Dengan catatan setelah mengsi flightPlan diizinkan melakukan penerbangan misalnya diatas kota saat melaksanakan pengaturanpemantauan Lalu Lintas .
Khusus tugas Kepolisian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H