Dus hari lalu, 07 Agustus 2021, kabar berhentinya Lionel Messi, Pesepakbola tersohor dari Argentina dan dari Klub FC Barcelona terbaca di koran Kontan. Perusahaan (dalam hal ini klub sepakbola Barcelona atau FC Barcelona) melalui Presiden klub menyatakan tidak akan memperpanjang kontrak Lionel Messi, karena faktor keuangan klub yang tidak sehat.
Keuangan klub ini mengalami masalah karena pemasukan atau pendapatan uang dari aktifitas klub lebih kecil dari pengeluaran uang.
Sederhana. Tapi "tidak semudah itu Ferguso".
Kehancuran keuangan saat 2021, bukanlah hasil ujug-ujug dampak dari kebijakan manajemen di tahun 2021 atau 2020. Kehancuran keuangan perusahaan/klub adalah dampak kebijakan yang salah dari periode-periode sebelumnya. Umumnya antara 1-4 tahun sebelumnya, dan dampaknya baru terasa kemudian.
Pada kepengurusan presiden klub sebelumnya, Josep Maria Bartomeu, kebijakan transfer permain dan gaji sudah melanggar batasan level gaji pemain sesaui aturan FIFA. Kebanyakan pemain-pemain baru diperoleh dengan harga mahal dan gaji terlalu tinggi.
Sedangkan pada sisi penjualan pemain, Barcelona mengalami kerugian-kerugian besar karena membeli mahal, tapi menjual murah. Selain itu, prestasi klub tidak pernah juara Liga Champions Eropa lagi (terakhir 2015), sehingga penjualan "merchandise" (asesoris klub) tidak bisa membantu menutupi biaya operasional.
Ketika Joan Laporta kembali ke posisi Presiden di 2021, dia mewarisi kondisi keuangan dan moral klub yang begitu rendah. Bahkan dengan gaji Messi dikurangi separuh saja, klub masih mengalami kerugian.
Akhirnya, karena kondisi keuangan yang sudah parah maka keputusan tidak memperpanjang kontrak Messi diambil.
Itu yang nampak di depan dan di permukaan, namun ada kisah di belakang layar (di bawah realita).
Underground Story