Ibu-ibu, bapak-bapak bahkan anak dari berbagai jenjang larut dalam hentakan musik ritmis nan energik irama lagu goyang Tobelo itulah rangkaian kegiatan menyambut dan merayakan Paskah jemaat GPM Kairatu, kabupaten Seram Bagian Barat, propinsi Maluku. Berpuncak pada Sabtu dan Minggu, 15 dan 16 April 2017.
Sabtu pagi itu anak-anak yang tergabung dalam Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI) melakukan lintas alam. Sebuah kegiatan yang menanamkan rasa cinta  alam sebagai anugerah kehidupan. Rasa cinta ini menumbuhkan spirit untuk merawat tumbuhan-tumbuhan dan satwa yang berperan besar dalam menjaga keseimbangan kehidupan di jagat ini. Harapannya sejak dini sudah tergugah kepedulian terhadap kelestaraian flora dan fauna khas yang dimiliki. Acara ini juga dipadu dengan pencarian telur, sebuah simbolis Paskah yang sarat makna diantaranya kebermulaan kehidupan. Sekali lagi spirit kehidupan ditanamkan sejak usia kecil.
Acara dilanjutkan dengan ibadah persiapan Paskah, yang diadakan secara serempak di setiap wilayah. Acara dibuat meriah dan melibatkan semua warga mulai dari anak-anak sampai orang tua. Luapan kegembiraan salah satunya terpancar lewat ekspresi goyang Tobelo, sebuah kreasi tarian modern. Kesukacitaan menyambut kebangkitan Sang Kehidupan dalam Putra Sulung Paskah. Kesukacitaan karena harapan dan iman terwujud. Ya kitab suci menggambarkan kebangkitanNya sebagai yang sulung. Bagian kitab yang lain menegaskan dengan kebangkitan, iman terus melanjutkan kehidupannya karena tidak sia-sia.
Rangkaian acara berlanjut dengan berkumpulnya seluruh wilayah dalam ibadah bersama di lingkup jemaat. Berbagai ekspresi seni dalam tarian, drama, lantunan pujian dan lagi-lagi suguhan goyang Tobelo menampilkan keceriaannya. Waktu sudah menunjukan malam, acara dilanjutkan dengan pawai obor Paskah.
Cahaya obor memecah kegelapan malam, seakan menegaskan kehidupan ini ada sisi gelapnya namun Sang Terang akan selalu hadir untuk menguasai kegelapan itu. Arak-arakan obor ini mengitari seluruh wilayah cakupan jemaat, seperti ingin mengatakan tak satu orang pun yang tidak akan disertai oleh Sang Terang. Obor ini juga mengingatkan bahwa ratusan tahun yang lalu, terang injil ini hadir di tanah ini dan telah diterima para leluhur. Salah satu pesannya biarlah terang injil ini terus menyala di hati setiap kita. Injil yang diapahami sebagai kabar sukacita, berita damai sejahtera ini semoga terpancar dari setiap hati dan dirasakan dampaknya oleh sesama.
Pawai ini kembali ke ruang ibadah bersama untuk diakhiri dengan ibadah Paskah fajar, menyambut datangnya sang mentari sebagai sumber kehidupan. Sebuah anugerah ilahi yang pasti menghampiri. Sepasti janji ilahi dalam sang Putra Sulung Kebangkitan. Inilah spirit perayaan Paskah dari jemaat GPM Kairatu. Sebuah pesan yang jelas dan mantap untuk menatap kehidupan ini dan merawat seluruh ciptaan di dalamnya karena Sang Terang itu akan menyertai kita semua. Allah Kehidupan telah memulainya, para leluhur telah menjalaninya. Saat ini tugas kita melanjutkannya. Jelas Lekwe! Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H