Mohon tunggu...
John Berek
John Berek Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer); Menulis memang bukan bakat tapi suatu ketrampilan yang membutuhkan banyak belajar dan latihan

Apa yang terucap bisa lenyap, tetapi apa yang ditulis akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan orang Tua Asuh Untuk Penanganan Stunting di NTT

27 Desember 2024   10:48 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:59 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Pemberian Bingkisan Bantuan Kepada Anak Asuh Stunting. Sumber : Dokpri

Berdasarkan Hasil Survey Kesehatan Indonesia tahun 2023 yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa Tingkat prevalensi stunting pada balita di NTT sebesar 37,9 persen yang menempatkan NTT sebagai Provinsi dengan prevalensi tertinggi kedua setelah Provinsi Papua Pegunungan.

Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka prevalensi di NTT antara lain :

  • Keterbatasan ekomoni masyarakat terutama di daerah pedalaman menyebabkan akses untuk mendapat makanan bergizi menjadi terbatas.
  • Kurangnya akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai.
  • Akses pelayanan Kesehatan yang terbatas menyebabkan sulitnya mengakses Kesehatan untuk pemeriksaan kondisi anak dan ibu.
  • Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemenuhan gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
  • Praktik Budaya. Keyakinan dan praktik tradisional yang dapat berkontribusi pada buruknya praktik Kesehatan ibu dan anak.

Foto : Pemberian Bingkisan Bantuan kepada Anak Asuh Stunting yang diantar langsung ke Posyandu. Sumber : Dokpri
Foto : Pemberian Bingkisan Bantuan kepada Anak Asuh Stunting yang diantar langsung ke Posyandu. Sumber : Dokpri

Untuk itu penanganan stunting menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Provinsi NTT. Adapun program yang digagas oleh Pj Gubernur NTT adalah melelui Gerakaan Kemanusiaan Percepatan Penurunan Stunting Terpadu (GKP2ST) dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkup Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadi Orang Tua Asuh bagi anak-anak yang mengalami masalah gizi guna mensukseskan NTT zero stunting.

Sebagai bukti komitmen untuk menurunkan prevalensi stunting, maka setiap OPD ditugaskan untuk mendampingi dan memberi perhatian khusus dengan cara memberi makanan tambahan kepada 26 - 29 anak berumur 6 - 24 bulan dengan status gizi buruk pada Posyandu-posyandu yang tersebar di Kota Kupang. Tujuan dari pemberian makanan tambahan ini untuk meningkatkan status gizi dan mencegah terjadinya stunting dimasa mendatang. Diharapkan Program orang tua asuh stunting tersebut dapat direplikasi oleh seluruh kabupaten/kota.

Foto : Pemberian Makanan Tambahan Bergizi di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT. Sumber : Dokpri
Foto : Pemberian Makanan Tambahan Bergizi di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT. Sumber : Dokpri

Berkenaan dengan Hari Ulang Tahun ke-66 Provinsi NTT tanggal 20 Desember 2024, diadakan pemberian makanan tambahan kepada 500 anak asuh stunting yang bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, dan pembagian bingkisan bantuan kepada 1.132 anak asuh stunting bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, dan yang diantar langsung kepada anak asuh stunting bertempat di Posyandu masing-masing.

Adapun bingkisan bantuan kepada masing-masing anak asuh stunting berupa, beras sebanyak 2 kg, telur ayam sebanyak 1 rak, kacang hijau sebanyak 1 Kg, dan gula lempeng (gula khas NTT yang terbuat dari nira pohon lontar) sebanyak kg, namun tidak menutup kemungkinan boleh memberi lebih dari jenis dan jumlah tersebut.

Foto : Pemberian Bingkisan Bantuan kepada Anak Asuh Stunting yang diantar langsung ke Posyandu. Sumber : Dokpri
Foto : Pemberian Bingkisan Bantuan kepada Anak Asuh Stunting yang diantar langsung ke Posyandu. Sumber : Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun