Berdasarkan Hasil Survey Kesehatan Indonesia tahun 2023 yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa Tingkat prevalensi stunting pada balita di NTT sebesar 37,9 persen yang menempatkan NTT sebagai Provinsi dengan prevalensi tertinggi kedua setelah Provinsi Papua Pegunungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka prevalensi di NTT antara lain :
- Keterbatasan ekomoni masyarakat terutama di daerah pedalaman menyebabkan akses untuk mendapat makanan bergizi menjadi terbatas.
- Kurangnya akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai.
- Akses pelayanan Kesehatan yang terbatas menyebabkan sulitnya mengakses Kesehatan untuk pemeriksaan kondisi anak dan ibu.
- Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemenuhan gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
- Praktik Budaya. Keyakinan dan praktik tradisional yang dapat berkontribusi pada buruknya praktik Kesehatan ibu dan anak.
Untuk itu penanganan stunting menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Provinsi NTT. Adapun program yang digagas oleh Pj Gubernur NTT adalah melelui Gerakaan Kemanusiaan Percepatan Penurunan Stunting Terpadu (GKP2ST) dengan melibatkan berbagai stakeholder termasuk semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Lingkup Pemerintah Provinsi NTT untuk menjadi Orang Tua Asuh bagi anak-anak yang mengalami masalah gizi guna mensukseskan NTT zero stunting.
Sebagai bukti komitmen untuk menurunkan prevalensi stunting, maka setiap OPD ditugaskan untuk mendampingi dan memberi perhatian khusus dengan cara memberi makanan tambahan kepada 26 - 29 anak berumur 6 - 24 bulan dengan status gizi buruk pada Posyandu-posyandu yang tersebar di Kota Kupang. Tujuan dari pemberian makanan tambahan ini untuk meningkatkan status gizi dan mencegah terjadinya stunting dimasa mendatang. Diharapkan Program orang tua asuh stunting tersebut dapat direplikasi oleh seluruh kabupaten/kota.
Berkenaan dengan Hari Ulang Tahun ke-66 Provinsi NTT tanggal 20 Desember 2024, diadakan pemberian makanan tambahan kepada 500 anak asuh stunting yang bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, dan pembagian bingkisan bantuan kepada 1.132 anak asuh stunting bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, dan yang diantar langsung kepada anak asuh stunting bertempat di Posyandu masing-masing.
Adapun bingkisan bantuan kepada masing-masing anak asuh stunting berupa, beras sebanyak 2 kg, telur ayam sebanyak 1 rak, kacang hijau sebanyak 1 Kg, dan gula lempeng (gula khas NTT yang terbuat dari nira pohon lontar) sebanyak kg, namun tidak menutup kemungkinan boleh memberi lebih dari jenis dan jumlah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H