Purnatugas merupakan masa akhir sesorang setelah mencapai batas usia pensiun atau menyelesaikan masa tugasnya dalam suatu pekerjaan atau jabatan.
Kebiasaan pada instansi kami, bila ada pegawai yang memasuki purnatugas adalah dengan mengadakan doa syukur bersama di kantor yang dilanjutkan dengan sambutan dari pimpinan instansi, pesan dan kesan dari salah satu pegawai yang mewakili rekan kerja yang lain, serta sepatah dua kata perpisahan dari pegawai yang memasuki purnatugas, pemberian cendera mata, foto bersama, saling berjabat tangan, dan diakhiri dengan santap makan bersama.
Dalam santap makan bersama, menu yang dihidangkan terbuat dari pangan lokal NTT seperti, jagung bose, sayur rumpu rampe, ikan bakar, ikan kuah asam, dan sambal lu'at.
Selain itu, kudapan lokal NTT juga turut disajikan, seperti jagung rebus, pisang rebus/goreng, ubi kayu rebus/goreng, serta ubi jalar rebus.
Dipilihnya pangan lokal NTT karena :
1. Ingin memperkenalkan makanan khas NTT, karena tidak semua pegawai adalah orang NTT, ada juga yang berasal dari luar NTT;
2. Membantu mempertahankan kearifan lokal, dengan cara mendorong masyarakat untuk melindungi sumber pangannya;
3. Mendukung wisata kuliner;
4. Baik untuk Kesehatan karena bahan yang digunakan masih segar/alami dan belum melalui proses pengawetan sehingga kandungan nutrisinya masih terjaga.
Penggunaan pangan lokal dalam setiap acara sesuai dengan himbauan Gubernur NTT Nomor : BU.520/13/DPKP/2020 tanggal 01 September 2020 bahwa :