Mohon tunggu...
John Berek
John Berek Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis adalah pekerjaan untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer); Menulis memang bukan bakat tapi suatu ketrampilan yang membutuhkan banyak belajar dan latihan

Apa yang terucap bisa lenyap, tetapi apa yang ditulis akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lonceng Katedral Memanggil

2 Mei 2021   07:57 Diperbarui: 2 Mei 2021   08:05 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perlahan-lahan penguasa siang dengan malu-malu menampakkan diri hendak menyapa dunia.

Burung-burung pipit mulai terbangun dari peraduannya, satu per satu mulai muncul terbang ke sana kemari.

Kupu-kupu pun tak mau ketinggalan, mereka pun mulai menampakkan diri di antara bunga-bunga di taman.

Suatu pagi yang indah di hari minggu.

Terdengar sayup-sayup bunyi lonceng katedral memecah keheningan memanggil umatnya untuk datang menyapa sang khalik.

Ku teringat sebuah bait lagu yang sering dinyanyikan pada saat misa anak-anak ketika ku masih duduk dibangku sekolah dasar.

Sebuah lagu yang hampir tidak dinyanyikan lagi saat ini, sebuah lagu yang terlupakan.

Ku bergegas bersiap diri menghadap sang khalik, dan menyiapkan hati menerima tubuh dan darah-Nya seperti syair lagu waktu masa kecil.

Lonceng-lonceng memanggil aku

Dan hatiku tetap setia

Aku lari kepada Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun