Mohon tunggu...
Erwin
Erwin Mohon Tunggu... -

pecinta bola

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Indonesia Super League

21 Oktober 2012   04:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:35 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Seperti telah dinilai banyak pihak, ISL memang pantas menyandang liga terbaik di Indonesia. Kompetisi strata tertinggi ini diikuti semua klub besar di indonesia, yang didukung dengan sistem liga yang terintegrasi dalam peraturan yang jelas. Dukungan supporter fanatik yang mendukung setiap klub membuat nilai tambah tersendiri dan tidak dipungkiri menjadi daya tarik sponsor untuk masuk. Betapa tidak, penuhnya stadion saat tim tim ISL bertanding membuat rating siaran televisi ikut terkerek, sehingga para sponsor menjadi puas lantaran produk yang mereka tawarkan menjadi lebih dikenal publik secara luas. Bintang ISL juga menjadi daya tarik, bukan hanya bintang lokal saja akan tetapi juga pemain pemain asing yang memiliki skill dan kemampuan baik mentransformasikan ilmunya kepada pemain lokal sehingga liga berjalan dengan ketat dan menarik.

Ibarat tak ada gading yang tak retak, ISL juga mempunyai banyak kelemahan yang harus terus diperbaiki oleh BLI. Kepemimpinan wasit yang hampir selalu menjadi sorotan adalah masalah yang paling urgent. Kemampuan wasit dalam memahami peraturan dan membaca situasi pertandingan menjadikan pertandingan sering kali terganggu. Offside, advantage, fast taken, takling, last man, adalah beberapa istilah dasar dalam sepak bola yang harus menjadi perhatian, dan para wasit harus senantiasa meng-up grade pengetahuannya secara berkala. Attitude para pemain dan official juga menjadi titik lemah pergelaran ISL, sering kali pemain dan official tuan rumah memberi tekanan berlebihan kepada korps pengadil untuk memberikan keputusan yang menguntungkan bagi mereka. Regulasi BLI yang sebelumnya menyatakan bahwa biaya akomodasi wasit ditanggung tuan rumah kemudian diubah untuk mempersempit peluang terjadinya kompromi.

Masalah wasit memang masalah yang pelik dan tak akan pernah habis untuk diperbincangkan. Walaupun telah dibantu oleh 2 orang asisten di pinggir lapangan, wasit tetaplah manusia yang berbatas. Tak ada seorangpun yang dengan sempurna mampu mengawasi 22 orang bertanding dalam satu lapangan yang begitu luas. Bahkan dalam liga yang paling populer di muka bumi yaitu EPL saja, beberapa kali kamera ber resolusi tinggi atau biasa dijuluki eagle eyes menghakimi keputusan wasit yang salah. Kesalahan dalam keputusan hands ball, offside, bahkan bola yang sudah melewati garis gawang tidak dinyatakan sebagai gol. Akan tetapi yang perlu diteladani adalah reaksi dari para pemain dan official yang tidak memprotes secara berlebihan. Di dalam negeri kerap kali kesalahan wasit dinyatakan sebagai suap, atau pemihakan kepada salah satu tim yang bertanding.

APBD yang diperuntukan bagi KONI telah  bertahun tahun menina bobokkan klub klub Indonesia, terlebih klub warisan perserikatan yang secara tradisional dimiliki oleh pemda. Pengurus tidak perlu berkeringat untuk mendapatkan dana segar, karena tinggal menunggu anggaran di dok oleh dewan. Akan tetapi dalam 2 musim terakhir ISL telah memulai untuk mengakhiri tradisi tidak mendidik tersebut. Managemen klub dipaksa untuk memeras otak agar asap dapur klub tetap mengepul. Beberapa klub bahkan berhutang lantaran kemampuan untuk membayar gaji para pemain cukup terbatas. Memang sudah banyak klub yang sudah sangat siap untuk hidup mandiri, seperti Persib Bandung. Klub kebanggaan masyarakat Jabar ini memiliki konsorsium yang sangat kuat, didukung dengan kekuatan para pendukungnya yang tersebar di seluruh penjuru provinsi. Adapun Persisam, Persipura, Persija , Sriwijaya, Mitra Kukar, Pelita dan beberapa klub yang secara geografis dan historis diuntungkan dengan sponsor besar yang berada di wilayahnya. AREMA mungkin bisa dijadikan model klub professional di Indonesia. Semenjak berdiri klub warisan Galatama ini tidak pernah mendapatkan kucuran dana APBD. Memang setiap awal kompetisi bergulir selalu diliputi masalah klasik yaitu kesulitan dana, tapi dengan kemampuan managemen dan dukungan besar dari Aremania menjadikan semua masalah bisa diatasi. Menurut data Malang Pos ( jawa Pos group) tiket ekonomi di Kanjuruhan seharga 25 ribu, VIP 75 ribu dan VVIP 100 ribu hampir selalu sold out. Dalam tiap pertandingan rata rata panpel bisa meraup 750 juta dari pendapatan tiket saja, bahkan dalam laga big match (harga tiket naik) beberapa kali menyentuh angka di atas 1 M. Belum lagi pemasukan dalam iklan board di stadion, hak siar televisi dan pemasukan dari marchandise resminya.

ISL segera bergulir, semua klub sedang memanaskan bursa transfer dan kontrak pemain. Beberapa pemain kunci berpindah klub, dan seperti biasa pemain timnas menjadi rebutan untuk dibidik. Persib menjadi klub yang paling agresif memburu pemain, sejumlah pemain yang sebelumnya ikut andil membawa Sriwijaya menjadi kampiun diikat kontrak. Patrice "anelka" wanggai sang rising star ditarik Persipura untuk menggantikan Beto Gonchalves yang berlabuh ke Arema. Claudio Lopez yang menjadi nyawa Persela ditarik oleh Persija yang masih diperkuat oleh sang putra mahkota Bambang Pamungkas, Mitra Kukar klub kaya baru mengincar sejumlah pemain asing dengan kuwalitas nomor wahid. Pulau madura yang sebelumnya sepi dari hiruk pikuk ISL bersiap diri untuk masuk ke jajaran elite melalui Persepam yang telah berhasil promosi. Menarik untuk disimak kompetisi ISL musim depan. Jika Kongres menyetujui, maka Semen Padang dan Persijap akan menggenapi kontestan ISL menjadi 20 klub.

( no offense )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun