Baru beberapa jam yang lalu saya mendapat kabar kalau teman saya meninggal dunia usai melahirkan. Yang menyedihkan teman saya tersebut bukan meninggal akibat terjadi masalah saat proses persalinan, tapi ia tidak bisa bertahan pasca melahirkann akibat terpapar virus korona.
Bayi mungil itu kini menjadi piatu tanpa sempat mengenali wajah ibunya. Bisa dibayangkan betapa sedih pihak keluarga, terutama ayah dari bayi menghadapi cobaan ditinggal istri dan harus membesarkan anak sendirian.
Di tengah berita duka tersebut, saya membaca berita bahwa Kemensos mengupayakan bergerak cepat membantu anak-anak terdampak Covid-19. Sungguh kabar tersebut cukup mengobati rasa sedih mendengar kejadian yang menimpa keluarga teman saya.
Sampai hari ini, Kemensos mencatat 11.045 anak yang ditinggalkan orang tua akibat Covid-19. Di antara mereka kini telah berstatus piatu, yatim, serta yatim piatu. Selain mendata, Kemensos mengaku telah membantu anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid dengan memenuhi hak dasar seperti obat-obatan, tes swab PCR, vitamin, dan konseling terhadap anak dan keluarga.
Langkah ini tentu perlu diapresiasi di tengah pandemi yang masih mengancam. Masyarakat tentu berharap tak ada masalah dalam pendataan yang dilakukan Kemensos agar bantuan terhadap anak-anak yang ditinggal orang tua tersalurkan dengan benar dan tepat sasaran.
Hal ini membutuhkan pengawasan dan kerja sama dengan berbagai pihak di lapangan. Semoga saja rakyat tak lagi mendengar berita dana bantuan yang disunat atau anak terdampak tak mendapat bantuan akibat lalai saat pendataan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H