Mohon tunggu...
Lyfe

Pantaskah Seorang Pemimpin Dipaksakan?

6 April 2016   20:14 Diperbarui: 6 April 2016   21:02 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sempat memikirkan beberapa gagasan dalam mencairkan kondisi bangsa saat ini, salah satunya ialah menjadikan kampus tidak hanya sebagai ladang mencari ilmu akademisi tetapi juga sebagai pensuplay calon pemimpin yang handal. Caranya adalah dengan tidak mengekang segala bentuk kegiatan kemahasiswaan yang ada. Artinya mengekang ialah tidak mencampuradukan urusan akademisi dengan urusan kemahasiswaan. Karena saat ini seloah terjadi dikotomi dalam tubuh mahasiswa.

Kebimbangan terjadi pada diri mahasiswa yang berusaha untuk membangkitkan kembali api semangat perjuangan. Akan tetepi terhalang oleh sebuah pencapaian / standar target yang di tetapkan oleh kampus tersebut. Bukan berarti saya mengajarkan bahwa aktivis mahasiswa tidak boleh belajar terlalu giat, bukan itu. Tetapi adalah bagaimana seorang aktivis mahasiswa dapat mensinergiskan antara softskill dengan akademisi yang ia miliki jika dalam usaha mencapai kesana selalu terhalang oleh kegiatan akademik.

Berangkat daripada hal tersebut, saya sempat berkeinginan untuk mengembalikan kondisi kampus kepada kondisi pra orde baru. Dimana mahasiswa menjadi pengawal jalannya pemerintahan karena mereka sadar, bahwa yang nantinya akan menggantikan orang – orang tua di parlemen adalah mereka, Mahasiswa.

Kini saya hanya bisa berharap kepada mahasiswa untuk tidak kehilangan idealisme dalam berproses. Sesungguhnya pemimpin yang ada sekarang adalah cerminan daripada masa lampau, jika kita ingin merubah Indonesia menuju Indonesia yang berkemajuan maka tidak kehilangan idealisme menjadi keharusan yang utama. Agar kedepannya tidak ada lagi pemimpin yang muncul akibat animo masyarakat yang tinggi tetapi muncul dari pada misi untuk memajukan bangsa.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip kata – kata Ir. Soekarno yang berhubungan dengan hal ini “kemerdekaan bukan tujuan, kemerdekaan merupakan suatu awal dan kitalah orang – orang yang mengawali. Selebihnya kita percayakan kepada anak – anak kita. Walaupun nantinya diantara mereka ada yang pecundang tetapi pemimpin yang baik muncul dalam peristiwa yang tidak terduga.”

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun