Oleh : Johan Maheswara
Aksi mahasiswa merupakan suatu pergerakan yang bertujuan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Dalam setiap aksi yang dilancarkan terdapat beberapa poin penting yang menjadi urgensi permasalahan. Aksi ini diharapkan mendapat respon dari pemerintah supaya menjadi bahan evaluasi bangsa.
Menurut sejarahnya aksi mahasiswa atau pemuda di Indonesia sudah berlangsung lama. Awal pergerakan pemuda dimulai pada tahun 1908 dengan berdirinya organisasi kepemudaan Budi utomo. Pergerakan pun berlanjut hingga pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda mencetuskan sebuah sumpah yang dikenal dengan sumpah pemuda.
Semangat para pemuda untuk ikut campur dalam kebangsaan pun terlihat kembali pada tahun 1945. Para pemuda yang pada saat itu menginginkan Indonesia merdeka mendesak para golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. namun semangat para pemuda mendapat respon negative dari golongan tua dikarenakan adanya ketergesah – gesahan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang lebih buruk.
Setelah Indonesia merdeka pergerakan pemuda pun tidak berhenti. Masih dengan semangat kebangsaan yang tinggi para pemuda terus mengawal jalannya pemerintahan. Terbukti pada peristiwa tahun 1966 para pemuda menunjukan kembali aksi mereka dalam pengawalan pemerintahan.
Dan belum lama ini bukti kepedulian mahasiswa dalam pengawalan jalannya pemerintahan terjadi pada tahun 1998. Aksi besar – besaran yang menjadi sejarah baru bagi ibu pertiwi ini terjadi setelah terpilihnya kembali bapak Soeharto sebagai presiden pada pemilu 1997. Pemilu yang di anggap memiliki banyak kecacatan ditambah lagi dengan terjadinya krisis ekonomi serta inflasi yang melanda negeri membuat geram mahasiswa.
Aksi yang dimotori oleh mahasiswa ini menyebabkan rusaknya infrastruktur dan terjadi jatuhnya korban. Terbukti pada tanggal 12 mei 1998 terdapat empat mahasiswa trisakti yang menjadi korban pada aksi itu. lalu keempatnya di kenal sebagai pahlawan reformasi. Jatuhnya korban pada hari itu membuat mahasiswa semakin marah dengan pemerintahan Indonesia.
Seminggu setelah peristiwa tersebut penuntutan agar presiden soeharto mundur dari jabatannya pun semakin keras dikumandangkan. Tak tanggung – tanggung para mahasiswa menyerbu gedung MPR/DPR tanpa adanya perlawanan yang berarti dari pihak aparat keamanan. Berselang beberapara hari di istana merdeka Soeharto  tak mampu mengendalikan kerusuhan yang terjadi ditambah dengan tidak adanya dukungan dari ulama dan tokoh masyarakat serta mundurnya 14 orang menteri, Soeharto mundur dari jabatannya selaku presiden dan digantikan oleh wakilnya pada tanggal 21 Mei 1998.
Setelah peristiwa tersebut, pergerakan mahasiswa dalam mengawal jalannya pemerintahan kembali muncul. Baru – baru ini aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mengevaluasi kinerja pemerintahan terjadi. Pada tanggal 20 – 21 Mei 2015 yang kembali dimotori oleh mahasiswa menuntut agar presiden Jokowidodo mundur dari jabatannya. Berbagai problematika serta ketidaktegasan presiden dalam menanggulanginya membuat para mahasiswa kembali geram.
Namun sayang, aksi yang dilakukan selama 2 hari tidak mencapai sasaran. Presiden Jokowidodo sedang tidak berada istana dan yang menemui para mahasiswa adalah bapak Luhut Pandjaitan selaku kepala staff kepresidenan. Beliau berdiskusi panjang dengan perwakilan mahasiswa dan dicapai suatu kesepakatan bahwa pada hari senin, 25 Mei 2015 dan disiarkan langsung oleh seluruh channel tv bahwa akan diadakan diskusi terbuka oleh presiden pukul 08.00 wib. Disana akan ditentukan apakah tuntutan kita diterima atau tidak serta solusi yang akan diberikan.
Itu merupakan sebuah kisah ataupun peristiwa yang menggambarkan bahwa mahasiswa tidak hanya memiliki tugas sebagai pelajar tetapi juga sebagai agen – agen perubahan yang akan terus mengawal jalannya pemerintahan. Jika mahasiswa sudah lupa ataupun tidak peduli terhadap kebangsaan lalu siapa yang akan melanjutkan bangsa ini.