Selamat Hari Merdeka, Indonesia!
17 Agustus 2012, hari ini Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-67! Jika di'manusia'kan, Indonesia sudah bisa dikatakan termasuk kategori Lansia - sebuah usia yang menandakan bahwa Indonesia telah melewati banyak sekali pengalaman berharga. Banyak suka dan duka telah dilalui oleh negara tercintaku ini, membuatnya semakin dewasa dan bijaksana dari tahun ke tahun. Indonesia bersuka cita, ketika ada rakyatnya yang mampu mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Menjuarai olimpiade olahraga, menjuarai olimpiade pendidikan, menjadi penyanyi yang berskala internasional, dan membuat karya-karya yang mampu menghipnotis masyarakat dunia atas nama Indonesia adalah beberapa contoh suka yang dirasakan oleh Indonesia.
Indonesia juga berduka, ketika ada kejadian-kejadian memilukan yang terjadi di dalamnya. Misalnya ketika ada tokoh penting Indonesia yang meninggal dunia. Dan Indonesia jauh lebih berduka lagi, ketika ada rakyatnya yang tidak menghargai perjuangan para pahlawan dan justru merusak nama Indonesia. Koruptor adalah contoh nyatanya. Bicara mengenai pahlawan, dari sekian banyak kisah perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan untuk memerdekakan Indonesia, ada satu kisah yang paling menarik perhatianku. Kisah tentang Bambu Runcing! Bermodalkan senjata yang sangat sederhana, bambu runcing, para pahlawan berhasil memukul mundur para penjajah yang dilengkapi persenjataan canggih. Meriam termasuk senjata modern penjajah yang berhasil ditaklukkan oleh pejuang dengan bambu runcing. Bermodalkan bambu runcing, para pahlawan berhasil mengibarkan bendera merah putih pada tanggal 17 Agustus 1945! Bagaimana mungkin hanya dengan bermodalkan senjata yang sangat sederhana itu, para pejuang mampu mengalahkan para penjajah? Keberanian adalah kuncinya. "Merdeka atau Mati!" inilah semboyan yang terus ditanamkan oleh presiden pertama kita, Ir. Soekarno. Sebuah ungkapan yang kelihatannya sangat sederhana tapi dapat menumbuhkan bibit Keberanian di dalam diri bangsa Indonesia. Semboyan yang singkat ini juga sesungguhnya mengandung arti yang sangat mendalam dan mampu memberi hasil yang sangat besar terhadap Indonesia: sebuah Kemerdekaan! Jadi, bagaimana mungkin Indonesia tidak berduka apabila ada rakyatnya yang 'mengkhianati' negaranya sendiri dan justru merusaknya, misalnya para koruptor tadi. Para pahlawan telah dengan susah payah memerdekakan Indonesia, tetapi kita justru merusaknya dengan menjadi koruptor atau dengan melakukan tindakan-tindakan kriminal lain yang memporak-porandakan nama Indonesia. Kita seharusnya malu. Ada satu hal lagi yang agak disayangkan, dengan umur yang sudah memasuki usia lanjut ini, Indonesia sampai sekarang  masih menyandang gelar sebagai Negara Berkembang. Belum dapat disebut sebagai Negara Maju. Mari kita bandingkan saja dengan Negara Singapura. Negara yang usianya dua puluh tahun lebih muda daripada Indonesia ini sudah termasuk negara maju! Kita, bangsa Indonesia, adalah satu-satunya harapan Indonesia supaya mimpi menjadi Negara Maju bisa terwujud. Kita, Bangsa Indonesia, adalah satu-satunya orang kepercayaan Indonesia yang mampu mengharumkan namanya di mata dunia. Kita tidak lagi perlu bertempur menggunakan bambu runcing layaknya para pejuang terdahulu untuk memerdekakan Indonesia, tetapi kita sekarang memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan negara ini menjadi sebuah negara maju, menjadi sebuah negara yang disegani oleh dunia. Mulailah dari diri kita sendiri. Mari kita mulai lakukan sesuatu untuk Indonesia, atas nama Indonesia, sesuai dengan kemampuan atau profesi kita masing-masing. Sebagai penulis, perjuangan yang bisa kita lakukan untuk mengharumkan dan memajukan Indonesia tentu tidak akan jauh-jauh dari dunia tulisan. Kita akan berjuang dengan kata-kata, memperkenalkan keagungan Indonesia di kacamata dunia. Dan ada kemungkinan, suatu hari nanti kita juga akan menggunakan bambu runcing layaknya para pejuang kita terdahulu, tetapi 'bambu runcing' yang kita gunakan itu lebih spesial. Bentuknya lebih kecil dan praktis dibawa ke mana-mana: Pensil!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H