"Pada awal tahun 2000, Pemerintah Kabupaten Bengkalis, melalui Yayasan Gema Bahari mendirikan perguruan tinggi dengan nama Politeknik Perkapalan Bengkalis, yang mempunyai 3 (tiga) program studi, yaitu: Teknik Listrik Kapal, Teknik Bangunan Kapal, dan Teknik Permesinan Kapal."
Itulah kalimat pertama pada alinea kesatu yang terbaca bila kita membuka situs web Politeknik Negeri Bengkalis dalam menu "Tentang Polbeng: Sejarah Politeknik Negeri Bengkalis".
Polbeng begitu kebanyakan orang menyebutnya adalah salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di kabupaten berjuluk Negeri Junjungan. Moto PTN ini adalah "Competence for Competition" atau kompetensi untuk kompetisi.
Pada alinea pertama tersebut ada dua kata yang fungsinya sebagai akronim atau singkatan, yakni 'Gema Bahari'. Singkatan yang menjadi nama yayasan tempat Polbeng berlindung di awal pendiriannya.
Apa itu Gema Bahari?
Gema Bahari merupakan buah pemikiran generasi muda daerah ini. Sumbangsih pendapat guna mengakselerasi keberhasilan pembangunan daerah di mana seluruh lapisan masyarakat menjadi motor penggeraknya. Sehingga benar-benar menjadi milik dan tanggung jawab bersama. Dari, oleh dan untuk masyarakat.
Emrizal Pakis (Alm.)
Sedikit sejarah singkatnya. Gema Bahari yang sempat diseminarkan di Gedung Cik Puan Bengkalis sebelum dijadikan nama yayasan yang menaungi Polbeng, lahir dari tantangan Kepala Bappeda Kab. Bengkalis saat itu, H.Bang Em, demikian sebagian orang akrab menyapanya, sebelumnya merupakan Kepala Dinas PMD (Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Kab. Indragiri Hulu (Inhu).
Alumnus SMA Negeri 3 Bengkalis kelahiran Inhu ini menjabat Kepala Bappeda Kab. Bengkalis tahun 1995 s.d. 2000.
Di tahun-tahun pertama Bang Em menjabat Kepala Bappeda Bengkalis, H. Herliyan Saleh (Bupati Bengkalis 2020-2015) sebagai sekretarisnya.