Mohon tunggu...
Johansen Silalahi
Johansen Silalahi Mohon Tunggu... Penulis - PEH

Saya adalah seorang masyarakat biasa yang menyukai problem-problem sosial, politik, lingkungan, kehutanan. Semoga bisa berbuat kebajikan kepada siapapun. Horas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Quo Vadis Peneliti di Kementerian?

11 Maret 2020   14:31 Diperbarui: 11 Maret 2020   14:29 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pandangan Peneliti Muda terhadap BRIN

Penulis dalam hal ini agak berbeda dengan pendapat dari salah tokoh yaitu mantan Kepala LIPI terhadap fungsi BRIN hanya fokus ke koordinasi dan memperkuat lembaga riset. Penulis lebih setuju agar peneliti di kementerian digabung dengan BRIN karena berdasarkan pengalaman, peneliti junior di kementerian salah satu contohnya di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kurang mendapat perhatian karena selain banyaknya administrasi yang dihadapi seperti administrasi di internal maupun eksternal (seperti LIPI, Kemenristek dan lain-lain).

Masalah lain yang membuat penulis tidak setuju peneliti di internal kementerian adalah karena kurang dana penelitian. Fakta di kementerian tersendiri, masalah dana masih menjadi masalah klasik terutama peneliti muda walaupun ada yang menyebut bahwa dapat melaksanakan kerjasama dengan pihak luar.

Peneliti muda dalam hal ini masih mendapat kendala jika melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti jam terbang yang masih minim. Dari sisi ini, peneliti muda terkadang di internal kementerian masih ditemui tidak memiliki judul ataupun jika ada judul tidak layak untuk menghasil produk jurnal internasional. Contoh kasus adalah di lembaga riset kementerian masih dijumpai banyaknya peneliti yang tidak memiliki judul akibat keterbatasan dana yang ada dan kurangnya motivasi yang kuat dari senior. Hal ini berbeda dengan di lembaga riset lain sebut saja LIPI dimana para peneliti muda yang baru masuk langsung dibimbing oleh peneliti senior sehingga lingkungannya dibuat sedimikian rupa akan menjadi penerus peneliti senior tersebut.

Di internal lembaga riset kementerian masih banyak dijumpai peneliti-peneliti muda dalam peribahasa seperti ayam yang ditinggalkan induknya. Peneliti muda dibiarkan mau seperti apa atau dengan kata lain dibimbing tapi masih setengah hati. Peneliti muda yang beruntung jika senior dapat membimbing dengan intensif dan mengarahkan masalahnya adalah masih dijumpai peneliti muda yang sama sekali tidak difasilitasi, tidak dibimbing, tidak diarahkan atau dengan kata lain setengah hati. Kejadian ini tentunya membuat peneliti-peneliti muda akan putus asa atau bahkan mutasi ke jabatan di luar peneliti karena kurang kondisifnya lingkungan di internal sendirinya.

Peneliti muda dibiarkan sendiri mencari jati dirinya dengan dukungan yang kurang dari lingkungannya. Jika pribadi peneliti tersebut memiliki gen peneliti yang tingginya tentu tidak masalah tetapi sebaliknya jika gen penelitinya kurang atau dengan kata lain setengah hati akan menjadi masalah dikemudian hari.

Peneliti Muda Memilih BRIN

Fakta-fakta diatas tentunya masih dijumpai di lembaga riset manapun termasuk di lembaga riset kementerian sehingga membuat sebagian para peneliti muda mengharapkan dengan masuknya ke lembaga BRIN membawa secercah harapan agar aspirasi dari kaum peneliti muda menjadi lembaga riset yang sangat mendukung para peneliti junior dan senior menjadi terbuka.

Faktanya di beberapa kementerian, lembaga riset terkadang masih dianggap sebagai lembaga pendukung atau dengan kata lainnya adalah buangan hal ini dilihat dari segi penganggaran maupun jabatan lembaga litbang anggarannya masih yang terakhir. Ini menandakan bahwa litbang tidak mendapat posisi di beberapa kementerian dan hanya memenuhi kebutuhan para petinggi-petinggi (pejabat).

Di lembaga riset litbang tersendiri pun jika dikaji lagi lebih dalam anggarannya, porsi penelitian terkadang masih sangat minim dibanding dengan lembaga manajemen (diluar litbang). Sungguh sangat miris, bernama lembaga riset tetapi dari aspek political will masih tidak mencerminkan lembaga tersendiri sehingga yang terjadi adalah arah orientasi litbang tersebut menjadi hanya memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan sehingga sangat jauh dari harapan pemerintah agak bermanfaat bagi masyarakat.  Belum lagi peraturan baru terkait angka kredit peneliti yang baru yang dikeluarkan oleh Kemenpan dan LIPI dimana target peneliti menjadi lebih berat kedepannya.

Permasalahan yang selalu muncul adalah lingkungan dari peneliti tersebut sebaiknya kurang lebih sama (dukungan manajemen). Peneliti yang berada pada dukungan manajemen yang sangat layak tentunya akan diuntungkan dengan target yang ditentukan atau dalam hal ini tidak khawatir tetapi peneliti yang berada dimanajemen yang kurang mendukung pastinya akan menimbulkan masalah atau kurang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun