Mohon tunggu...
johan saputra
johan saputra Mohon Tunggu... -

Seorang yang selalu bodoh,hingga harus terus menerus belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Good Driver

21 Maret 2017   19:48 Diperbarui: 21 Maret 2017   19:56 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jangan Asal Memilih Pemimpin Organisasi!

Apa jadinya bila sebuah mini bus melaju kencang ditengah jalan yang padat, dengan seorang supir yang tidak mengerti bagaimana berkendara yang benar dan aman. Sang supir tidak mampu untuk mengenal setiap markah jalan yang ia lewati. Ketika berada dipersimpangan lampu merah yang seharusnya berhenti ia tetap tancap gas dan tidak mengindahkan pengendara lain yang sedang melintas dari arah yang berlawanan.

Bila kasusnya seperti diatas apakah sang supir dan para penumpang bisa sampai ditempat tujuan dengan selamat. Bagi yang menjawabnya bisa, maka saya persilahkan mulai dari sekarang milih kendaraan yang supirnya ugal-ugalan seperti diatas saja.

Fenomena supir ugal-ugalan seperti cerita pengantar diatas bisa kita jumpai di tempat kita bekerja. Saya lebih senang menyebut supir ugal-ugalan itu dengan sebutan, Bad Driver.

Sebuah organisasi membutuhkan seorang leader yang memiliki kualitas unggul. Ia dipilih untuk memimpin organisasi karena ia dipandang cakap dan memahami apa yang semestinya diperbuat. Ia memiliki pola pikir maju sehingga ia akan membawa organisasi turut maju.

Organisasi yang dipimpin oleh bad driver hanya akan membuat organisasi berputar-putar ditempat. Jika pun dipaksa bergerak kedepan akan lebih sering mogok atau bahkan tabrakan. 

Bagi seorang bad driver, jabatan dalam sebuah organisasi adalah segala-galanya. Ia tidak peduli pada organisasi yang dipimpinnya. Orientasinya adalah "saya" bukan "kita". Kalaupun ia memaksakan diri untuk berpikir "kita" namun sudut pandangnya tetap di "saya".

Apa yang terjadi pada bangsa ini boleh jadi karena terlalu banyak bad driver yang memimpin organisasi, khususnya pemerintahan. Bagi bad driver hal yang mudah harus dibuat menjadi susah. Hal yang cepat dijadikan lambat. Ia berpikiran kaku dan tak bertumbuh. Sehingga tak banyak kemajuan yang dihasilkan (kalau tidak mau dikatakan NIHIL).

Kita sering menyaksikan diluar sana banyak yang mengeluhkan kualitas pelayanan terhadap publik. Ada yang harus bolak balik beberapa kali hanya untuk mengurus selembar kertas saja itu pun selesainya berminggu minggu lamanya. Jika mereka mau cepat maka ada kompensasi yang harus diberikan untuk orang-orang tertentu.

Semangat untuk memilih leader bermental good driver sepertinya akan sulit terwujud karena akan terhalang oleh kepentingan dari tangan-tangan kekuasaan yang juga bermental bad driver. Kata orang, kita akan menarik orang yang sama dengan kita. Jadi, bad driver tentu juga akan menarik bad driver lainnya dalam pusaran kekuasaannya. Bila sudah begini maka kita tinggal lihat saja kecelakaan yang akan terjadi berkali-kali karena organisasi itu dikendarai oleh orang-orang bad driver. Dan hanya bad passanger saja yang mau ikut naik di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun