Bila saya merasa rambut saya sudah tampak panjang maka saya akan segera pergi ke tukang pangkas untuk merapikan atau bahkan merubah total potongan rambut saya. Kecenderungan saya adalah mencari tukang pangkas yang berbeda dengan yang sebelumnya. Disamping itu saya masih ingin mencari bentuk potongan baru yang pas dengan keinginan. Saya juga akan mendapatkan pengalaman baru dari cara tukang pangkas memotong rambut saya.
Sewaktu akan dipotong saya tidak pernah mengajukan bentuk yang saya inginkan, tukang pangkas hanya akan mengajukan pertanyaan mau potongan pendek atau tipis atau bahkan mereka sering mengatakan seperti biasa. Nah yang seperti biasa ini yang saya tidak tahu sehingga sewaktu dimulai proses potong memotong maka mata saya tidak pernah dilepaskan dari melihat cermin didepan dan pantulan cermin yang berada dibelakang untuk memastikan apakah potongan rambut yang dimaksud sudah sesuai dengan keinginan saya atau bahkan mungkin bertolak belakang dengan style saya.
Namun karena saya tidak pernah tahu maksud dari si tukang pangkas ini lah yang membuat sensasi yang berbeda bahkan memberikan saya pelajaran baru. Pertama-pertama si tukang pangkas akan menipiskan rambut bagian kiri kepala saya, sewaktu proses pemangkasan itu berlangsung saya pun menyaksikan dengan seksama dari cermin sambil mereka-reka bentuk apakah yang akan dibuat oleh si tukang pangkas. Setelah si tukang pangkas menipiskan dan membentuk rambut kepala baguan kiri, reaksi saya dalam hati adalah kok jelek ya, sepertinya tidak sesuai dengan yang saya inginkan namun saya tetap bersabar untuk tidak berkomentar dan membiarkan si tukang pangkas untuk beralih ke sisi kanan rambut kepala saya.
Setelah sisi kanan rambut kepala selesai di pangkas, perasaan saya masih tidak puas dengan apa yang dilakukan karena saya tidak tahu bentuk apa yang akan dibuat oleh si tukang pangkas ini. Saya melihat wajah saya didepan cermin dan tidak menyukai bentuk rambut saya yang seperti ini. Sebenarnya saya ingin berkomentar dan menyuarakan ketidaksuakaan saya kepada si tukang pangkas dengan potongan seperti ini, namun urung saya lakukan karena saya berfikir pasti ada bagian yang lain dari rambut di kepala saya yang akan dipangkas. Tepat sekali, si tukang pangkas segera mengambil gunting dan memotong rambut bagian atas saya dan juga sisi kiri dan kanan rambut kepala saya. Proses penyempurnaan itu akhirnya selesai dan ternyata saya dibuat terkejut karena saya ternyata menyukai hasilnya.
Dari cerita di tempat pangkas rambut itu saya mendapatkan suatu pelajaran yang tentunya bagi saya Itu sangat berharga. Pada awal rambut kepala sisi kiri saya dipangkas reaksi saya adalah tidak suka dengan bentuk nya juga ketika sisi sebelah kananan rambut kepala saya dipotong saya juga masih tidak suka dengan hasilnya, namun ketika proses pemangkasan diselesaikan barulah saya merasa senang dan puas melihat hasilnya. Hal itu saya gambarkan sama dengan saya dan kita yang selalu melihat masalah itu jelek pada awalnya, kita selalu tidak melihat masalah dalam bingkai yang utuh dan cenderung merespon masalah itu dengan sikap berontak dan ingin segera keluar darinya padahal bila kita mau untuk bersabar menghadapinya maka hasilnya akan diluar dugaan kita.
Coba anda bayangkan jika pada saat si tukang pangkas yang sedang memangkas rambut di sisi kiri kepala saya tiba-tiba dimarahi oleh saya karena apa yang dialakukannya membuat saya terlihat jelek di depan cermin, tidak hanya itu saya pun segera meninggalkan si tukanga pangkas dan pergi dengan rambut yang hanya terpangkas pada sisi sebelah kiri saja. Bukankah saya malah akan ditertawakan oleh orang banyak bila berjalan dengan model rambut seperti itu dan mungkin orang akan menganggap saya ini lagi stress. Namun jika saya tetap bersabar dan membiarkan si tukang pangkas menyelesaikan tugasnya hingga akhir maka saya akan keluar dari tempat pangkas rambut dengan rambut yang rapi dan tampilan yang sempurna.
Begitu juga ketika masalah datang menghampiri kita hendaknya kita tetap bersabar sambil berdoa kepada Allah untuk memberikan kekuatan untuk menghadapinya dan mengambil pelajaran dari masalah yang sedang menimpa. Jangan buru-buru marah-marah atau bahkan frustrasi karena menganggap Allah tidak adil atau bahkan merasa dirinya yang paling malang. Sesungguhnya setiap masalah akan berakhir seperti malam yang diselimuti dengan kegelapan akan dirangkul oleh sinar mentari pagi yang hangat dan menyegarkan begitu juga dengan hujan yang deras dan petir yang menggelegar akan berganti dengan suburnya pepohonan yang hijau dengan buah yang ranum setelah diguyur hujan yang lebat dan panjang. Masalah itu akan tetap ada selama jantung ini berdetak, oleh karena itu bersabarlah seperti saya yang bersabar ketika sedang dipangkas rambutnya hingga tugas si tukang pangkas selesai dan saya pun dapat terseyum melihat hasilnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H