Mohon tunggu...
Johan Rio Pamungkas
Johan Rio Pamungkas Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pembaca dan Penulis. Suka Sastra dan Budaya. http://johanriopamungkas.tumblr.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film Hati Merdeka

11 Juni 2011   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 1777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film dibuka dengan narasi oleh Kapten Amir (Lukman Sardi), pembuka yang sama seperti di Darah Garuda. Scene beralih ke sebuah pekarangan rumah milik pejabat Belanda yang digunakan untuk bermain polo kuda para pejabat Belanda yang ada di Indonesia . Marius (Darius Sinathrya), Dayan (T. Rifnu Wikana), Senja (Rahayu Saraswati) dan Budi berturut diperlihatkan menyamar menjadi pelayan di rumah itu sedangkan Kapten Amir dan Tomas(Doni Alamsyah) mengintai rumah tersebut. Tensi langsung naik begitu penyamaran ketahuan. Penonton kemudian langsung dibuat terkejut dengan matinya salah seorang personel kelompok gerilyawan tersebut.

Setelah adegan tersebut, scene nama pemeran, cerita inti film barulah dimulai. Perjuangan pasukan intelejen Jenderal Soedirman ini pun dimulai.Mereka mendapatkan misi baru dari sang pimpinan, yakni Mayor Fadli, untuk membunuh pimpinan pasukan khusus Depot Speciaale Troepen (DST) Belanda pimpinan Kolonel Raymer yang terletak di Bali. Ia dikenal keji. Dalam sejarah, Raymer telah membantai 40 ribu orang.

Konflik batin dialami oleh Amir. Dia ingin mengundurkan diri menjadi tentara karena kematian salah seorang personilnya tadi. Mirip dengan Letnan Buck Compton dan Prajurit Albert Blythe di miniseri Band of Brothers yang mengalami trauma perang setelah kehilangan teman dekatnya atau melihat luka-luka perang yang dialami teman-teman mereka. Itulah perang. Biar mereka adalah tentara yang dipersiapkan untuk melihat terbunuhnya orang-orang tetap saja trauma perang pasti akan tetap ada dalam alam bawah sadar mereka. Akhirnya, Amir memilih kembali ke sekolah mengajar murid-murid, menjadi guru.

Konflik juga dialami oleh para bawahan Amir. Tiadanya pimpinan membuat kelompok tersebut seperti ayam kehilangan induknya. Satu sama lain tidak merasa menjadi bawahan siapapun. Belum lagi cerita cinta antara Tomas dan Senja.

Kelebihan film ini adalah efek-efeknya yang benar-benar seperti film perang Hollywood. Adegan tembak-menembak di laut benar-benar seperti menonton The Pacific ditambah lagi pertempuran di pulau Bali semakin mengingatkan saya akan miniseri The Pacific karena sebagian besar peperangan terjadi di pulau. Saat Dayan, Tomas dan Senja berenang di laut pun sinematografinya sangat indah dengan kamera underwater. Senjata Perang Dunia II pun ada dalam film ini dari mulai flamethrower (perilis api) sampai Tank Shepherd andalan tentara sekutu, dalam film ini tentara Belanda, ditampilkan oleh Allyn bersaudara selaku penyandang dana film ini.

Kekurangan di film ini mungkin adalah beberapa hal yang tidak masuk akal walau masih lebih baik daripada Darah Garuda yang Rambo sekali yang tidak bisa mati. Bayangkan saja, Kapal Layar milik kelompok gerilyawan ini ditembak oleh meriam kapal Belanda tapi tidak hancur-hancur juga barulah di akhir ketika semuanya ingin melompat ke laut, meriam tepat mengenai kapal layar mereka. Kesimpulannya saya pribadi menilai film ini 7,5 karena klimaksnya malah membuat anti klimaks.

Siapakah personel yang akhirnya tewas ? Apakah Amir tetap menjadi guru sampai akhir revolusi ? Bagaimana pula nasib Kolonel Raymer di Indonesia ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut silahkan tonton sendiri filmnya. Juga untuk hal-hal yang bisa diambil pelajaran dari film ini saya serahkan kepada penonton saja agar menonton filmnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun